KKN UNM
KKN di Tengah Pandemi, Begini Kesan Rini Mahasiswi Cantik UNM
Pandemi Virus Corona membuatnya menjalani KKN di kampung halaman sendiri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kegalauan menyelimuti perasaan Rini Amriani (21). Niatnya menjalani kuliah kerja nyata (KKN) di desa yang tidak pernah ia datangi batal terwujud.
Pandemi Virus Corona membuatnya menjalani KKN di kampung halaman sendiri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
"Kesannya ada perasaan sedih dan kasihan sama angkatan tahun ini, soalnya beda sama KKN sebelumnya yang bisa mengabdi ditambah seru-seruan KKN di kampung orang," kata Rini kepada tribun-timur.com, Selasa (22/9/2020).
Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNM ini akan menjalani KKN di Desa Pusing Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
Jaraknya hanya sekitar 5 kilometer dari tempat tinggalnya.
Teman seposko KKN Rini pun hanya berjumlah empat orang. Kesemuanya tak lain merupakan kawan-kawan masa SMA Rini Amriani.
"KKN di kampung sendiri, baru teman sendiri lagi yang emang udah kenal sebelumnya, kayak tidak ada yang spesial aja kak hihi," tambahnya.
Meski demikian, perempuan kelahiran 3 Maret 1999 ini tetap menghormati keputusan pihak kampus tersebut.
Menurutnya, keputusan KKN di kampung halaman sendiri bagi mahasiswa adalah upaya mencegah penyebaran Virus Corona.
"Saya masih bersyukur, soalnya kan meskipun KKN di kampung, saya masih bisa melaksanakan yang namanya KKN sama teman-teman, meskipun tidak seperti yang kami impikan jauh sebelum Corona datang," terang Rini Amriani.
Ia mengaku awalnya hendak melaksanakan KKN di Kabupaten Barru. Sebab, bagi Rini daerah tersebut berbatasan antara Makassar dengan Soppeng.
"Rencana dulu mau di Barru karena supaya dekat Makassar dan dekat Soppeng lokasi penelitian skripsi saya," ujarnya.
Ia juga mengaku ingin mempersembahkan program kerja seminar literasi sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
"Dulu saya ingin adakan program kerja seminar literasi yang bisa melibatkan banyak orang kan, terutama pejabat-pejabat daerah," katanya.
"Tapi karena pandemi, adanya larangan untuk berkumpul, saya jadi minder untuk melaksanakan program tersebut," lanjutnya.(*)