Syekh Ali Jaber di Lampung
Bahkan Menko Jokowi Mahfud MD Tak Percaya Alpin Penikam Syekh Ali Jaber Orang Gila,Minta Intel Kejar
Bahkan Menko Jokowi Mahfud MD Tak Percaya Alpin Andria pelaku penusukan Syekh Ali Jaber Orang Gila, Minta Intel dan Densus Kejar jaringannya
TRIBUN-TIMUR.COM - Spekulasi tentang Alpin Andria pelaku penikaman Syekh Ali Jaber di Lampung mengidap kelainan jiwa menyebar dengan cepat.
Banyak yang tak percaya kalau pelaku orang gila.
Bahkan Syekh Ali Jaber pun tak yakin penikamnya orang gila mengingat saat melakukan serangan sangat terlatih.
• Syekh Ali Jaber Tak Terima Pelaku Penusukan Dianggap Gila: Orangnya Sangat Berani dan Terlatih
Pun demikian halnya dengan Menko Jokowi Mahfud MD tak percaya jika Alpin orang gila.
Menko Polhukam Mahfud MD tak memercayai peristiwa penusukan Syekh Ali Jaber dilakukan oleh orang sakit jiwa. Dia meminta aparat penegak hukum menyelidiki jaringan di belakang peristiwa tersebut.
"Spekulasi di masyarakat, ada dugaan, berdasar pengakuan keluarganya, si penusuk ini sakit jiwa. Tapi kita belum percaya," kata Mahfud MD dalam pernyataan secara virtual yang diterima Kompas TV, Senin (14/9/2020).
Menurut Mahfud, aparat keamanan akan menyelidiki latar belakang pelaku dari tetangga, teman, atau jejak digitalnya, apakah yang bersangkutan mengidap penyakit kejiwaan atau tidak.
Sampai saat ini, lanjut Mahfud, pihak aparat keamanan masih menyelidiki latar belakang atau jaringan yang ada di belakang pelaku penusukan.
"Saya sudah menginstruksikan kepada seluruh aparat, baik itu aparat keamanan maupun intelijen, bahkan saya juga sudah minta BNPT, Densus, BIN bersama kepolisian, agar menyelidiki kasus ini dengan sebaik-baiknya dan setransparan mungkin," tuturnya.
MUI Curigai Aksi Teror kepada Ulama
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mencurigai penusukan ulama Syekh Ali Jaber bukan peristiwa biasa, melainkan sebagai aksi teror.
"Saya melihat ini adalah aksi teror terhadap kegiatan dakwah, kegiatan kemasyarakatan," kata Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh kepada Kompas TV, Senin (14/9/2020).
Untuk itu, Asrorun meminta aparat penegak hukum melakukan langkah cepat dan tepat untuk mengungkap pihak-pihak yang berada di balik aksi teror ini.
"Salah satu tugas negara adalah menjamin rasa aman. Aksi teror ini harus diungkap untuk menjamin rasa aman masyarakat," tegasnya.
Sementara, Sekjen MUI Anwar Abbas menginginkan dibentuknya tim investigasi atau tim pencari fakta terkait peristiwa ini. Karena menurutnya, penyerangan terhadap ulama bukan kali ini saja terjadi.
Setiap peristiwa penyerangan terhadap ulama selalu berujung dengan kesimpulan pelaku merupakan orang yang mengalami sakit jiwa.
"Saya terus terang merasa sangat terganggu dengan adanya pernyataan, bahwa katanya yang melakukan tindakan ini adalah orang gila," ujar Anwar kepada Kompas TV.
Anwar meminta para penegak hukum tidak terlalu cepat menyimpulkan pelaku penyerangan merupakan orang yang mengidap gangguan jiwa.
"Apakah ada persatuan orang gila di negeri ini dalam rapat mereka diputuskan bahwa musuhnya adalah para ulama dan dai?" tukasnya.
Oleh karena itu, tim investigasi diperlukan untuk mengungkap latar belakang penyerangan. Termasuk untuk mengetahui kebenaran bahwa pelaku penyerangan merupakan orang yang mengidap gangguan jiwa atau bukan.
"Apapun hasilnya, kita terima. Tapi kalau hasil yang didapat itu adalah berbeda dengan apa yang disampaikan pihak kepolisian, maka menurut saya harus dilakukan pendalaman lebih lanjut. Suapaya kita bisa menemukan inti masalah yang sebenarnya," tutur Anwar.
Penjelasan Polisi dan Motif Pelaku
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan pelaku penikaman berinisial AA sudah mengintai aktivitas ceramah Syekh Ali Jaber sejak lama dari media massa.
"Jadi pelaku ini sudah mengenal dari media massa terhadap Syekh Ali Jaber. Tetapi di dalam ingatan atau pemikiran dia, dia merasa kayak terbayang bayangi beliau," kata Pandra saat dihubungi, Senin (14/9/2020).
Dia mengatakan pelaku yang diduga mengalami gangguan jiwa tersebut merasa takut dengan ceramah yang disampaikan Syekh Ali Jaber.
"Dia merasa kayak terbayang-bayang, dia merasa kayak merasa takut atau merasa apa dari ceramah-ceramahnya (Ali Jaber, Red). Dia berhalusinasi seperti itu," jelasnya.
Menurutnya, pelaku kemudian mendapatkan kabar Syekh Ali Jaber akan mengisi tausiah di sekitar rumahnya pada Minggu (13/9/2020).
Alhasil, ia pun mendatangi lokasi untuk melancarkan aksi penikaman.
Lokasi rumah pelaku dan tempat ceramah Syekh Ali Jaber tak jauh.
• Syekh Ali Jaber Angkat Bicara Soal Sosok Penusuknya Maaf, Bukan Orang Gila Sembarangan
"Karena lokasi rumah pelaku dengan TKP berjarak kurang lebih 500 meter dari lokasi. Ketika mendapatkan informasi itu, tergerak hatinya untuk melakukan pidana penikaman terhadap Syekh Ali Jaber," jelasnya.
Benarkah gangguan jiwa?
Namun demikian, pihaknya masih menyelidiki dugaan pelaku mengalami gangguan jiwa.
"Ini yang perlu kami singkronkan antara niat dan kesempatan. Dia dalam keadaan sadar atau tidak ini yang sedang kami singkronkan. Dari penyidikan ini kan dari SCI atau scientific crime investigation," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Polda Lampung menduga pelaku penikaman Syekh Ali Jaber berinisial AA mengalami gangguan jiwa.
Hal tersebut diketahui usai pelaku dilakukan pemeriksaan intensif sejak Minggu (13/9/2020) malam.

Foto kiri: Ulama Syekh Ali Jaber ditusuk oleh orang tak dikenal di Lampung, Minggu (13/9/2020). Foto kanan: pelaku penusukan setelah diamankan polisi. (ISTIMEWA)
"Di dalam memberikan keterangan ini kan, tersangka ini kan tidak fokus ya. Artinya diduga kelainan jiwa itu tidak bisa kita yang menyampaikan tapi pemeriksaan saksi ahli," kata Pandra saat dihubungi, Senin (14/9/2020).
Pandra mengatakan penyidik menggandeng dokter ahli kejiwaan yang berasal Rumah Sakit Jiwa Kurungan Nyawa, Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.
Hingga saat ini, pemeriksaan kejiwaan terus berlangsung.
• Syekh Ali Jaber Ungkap Kejanggalan Dirinya Ditusuk di Lampung, Pelaku Alpin Andria / Alfin Andrian
"Masih tengah berlangsung. Jadi saat ini dan tadi malam pasca kejadian, tadi malam Satreskrim penyidik Polresta Bandar Lampung langsung berkoordinasi dengan dokter Tendri. Tendri ini adalah dokter yang berasal dari rumah sakit jiwa kurungan nyawa di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga menggandeng dokter berasal dari Pusat Dokter Kesehatan (Pusdokkes) Polri.
Hal itu demi memperkuat dugaan adanya kelainan jiwa dari pelaku.
"Dari pusat dokter kesehatan polri dokter Hening Madona itu juga kita hadirkan dalam rangka untuk memperkuat atau dugaan atau observasi yang dilakukan terhadap tersangka AA ini. Apakah dalam keadaan sehat atau dalam keadaan gangguan jiwa. Itu harus kami yakinkan dulu," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan dugaan adanya kelainan jiwa yang dialami pelaku diperkuat dengan riwayat medis dari pelaku
"Orang tuanya sempat mengobati anak ini ke rumah sakit. Iya ada rekam medis, tetapi kami kan tidak boleh mengatakan begitu ya. Ada observasi yang membutuhkan waktu 14 hari tetapi bukti bukti yang ada juga dikumpulkan," tukasnya.
Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber
Ali Saleh Mohammed Ali Jaber (bahasa Arab: علي صالح محمد علي جابر) atau yang lebih dikenal dengan Syekh Ali Jaber, lahir di Madinah, 3 Februari 1976.
Sumber di wikipedia menuliskan, Syekh Ali Jaber merupakan pendakwah dan ulama berkewarganegaraan Indonesia.
Ia juga menjadi juri pada hafiz Indonesia dan menjadi dai dalam berbagai kajian di berbagai stasiun televisi nasional.
Jejak Digital Pelaku
Dilansir dari akun Instagram @kotakendari, Senin (14/9/2020), jejak digital Alpin Andria tersebar di sosial media
Foto-foto dia sebelum kasus penusukan itu, saat sedang makan dan bermain gitar jadi perbincangan

Dari foto ini banyak netizen mempertanyakan kondisi kejiwaan pelaku

Juga dari aktivitasnya yang tidak jauh berbeda dengan anak muda lainnya

Dia juga pernah mempositng sebuah kalimat di Facebook pada tahun 2018
Sementara dari informasi yang beredar, jika menurut orangtua Alpin, dia sudah mengalami gangguan jiwa sejak 4 tahun belakangan ini

Masa Kecil Islami
Sejak kecil, Ali Jaber telah menekuni membaca Alquran.
Ayahnya yang awalnya memotivasi Ali Jaber untuk belajar Alquran.
Dalam mendidik agama, khususnya Alquran dan salat, ayahnya sangat keras.
Sang ayah bahkan tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan salat.
Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius.
Di Madinah, ia memiliki masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam.
Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam.
Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan ia menyadari itu sebagai kebutuhannya sendiri.
Pada usia sebelas tahun, ia telah hafal 30 juz Alquran.
(*)
Dikompilasi dari artikel Tribunnews.com berjudul Pelaku Sudah Intai Aktivitas Syekh Ali Jaber, Halusinasi Takut dengan Isi Ceramahnya dan Tribun Jambi dengan judul : Isi Ceramah Syekh Ali Jaber Bikin Pelaku Takut dan Halusinasi, Akhirnya Nekat Tusuk