Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

2 Tahun Prof Andalan Sulsel

Ternyata Ini Alasan Pemprov Sulsel Bawa Semua Pasien Positif Corona ke Makassar, Kini Terbukti (5)

Ternyata Ini Alasan Pemprov Sulsel Bawa Semua Pasien Positif Corona ke Makassar, Kini Terbukti (5)

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Mansur AM
TRIBUN TIMUR/ SANOVRA
Pimpinan Umum Tribun Timur Andi Suruji (kiri) memandu wawancara khusus dengan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman di halaman Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jl Jend Sudirman, Makassar, Jumat (4/9/2020) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Wagub Andi Sudirman Sulaiman tampil kompak. Keduanya memakai kemeja putih dipadu celana kain warna hitam.

Jumat (4/9/2020) malam itu, keduanya tampak rileks dan menyapa tamu yang ada di depan halaman Gubernuran Jl Sudirman, Makassar.

Selama dua tahun terakhir, pasangan dengan tagline Prof Andalan di Pilgub Sulsel 2018 terus bekerja.

“Covid-19 ini jadi tantangan seluruh pemerintahan di dunia. Kita butuh kerja keras agar musibah ini berlalu,” kata Prof Nurdin sapaannya.
Kini, duet ini memasuki tahun ketiga memimpin Sulsel mulai 6 September 2020.

Berikut petikan wawancara khusus duet Prof Andalan Sulsel ini bersama jurnalis senior merangkap Pemimpin Umum Harian Tribun Timur Makassar, Andi Suruji:

Kenapa semua pasien positif Covid-19 dibawa ke Kota Makassar?

NA:Jadi kasus covid kita rujuk ke Makassar jadi itu tanggung jawab provinsi. 

Jadi daerah itu clear sebenarnya. Clear dari kasus positif sehingga saya lihat di daerah itu ekonomi tetap berjalan dengan baik.

Terkait dengan pemulihan ekonomi kita. Tadi saya sudah kumpulan lagi teman-teman perbankan, sudah mulai meluncurkan berbagai skema-skema pembiayaan.
Jadi ada sekitar 900 milyar yang dikelola oleh BNI dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.

Beberapa kebijakan yang kami ambil termasuk pembebasan denda pajak kendaraan.

Itu sangat menolong. Saya kira banyak skema-skema yang lain yang kita luncurkan dalam rangka mensupport pemulihan ekonomi nasional.

Seperti yang dikatakan ada skema-skema dalam rangka pemulihan ekonomi. Kira-kira proritas yang didorong gubernur untuk bangkit ini apa?

NA: Saya kira ini sudah menjadi pengalaman bagi kita bahwa krisis ke krisis Sulsel itu selalu krisis membawa berkah.

Kenapa? Karena kita punya unggulan kita di sektor pangan seperti pertanian.

Kalau kita lihat resesi dunia melanda seluruh negara, terutama negara industri maju dengan kenaikan nilai tukar uang saja itu sangat berpengaruh dengan nilai jual produk-produk mereka. Sehingga saya kira banyak yang punya rencana akhirnya nunda, seperti beli motor, mobil dan rumah.

Dengan resesi yang terjadi saat itu semua menunda. Sementara tidak ada satupun manusia menunda makan.

Maka saya ingin mengatakan mengapa Sulsel menjadi provinsi yang cepat sekali naiknya dan pemulihannya karena kita di sektor pangan.

Jadi sekarang bagaimana kita menghadirkan benih unggul, jaga ketersediaan pupuk, input teknologi dan jaringan pasar yang harus terus dijaga.

Saya lihat Sulsel ini, kuartal pertama dan kedua ekspor kita itu tumbuh positif dan itu lebih banyak dari sektor pertanian.

Yang kedua peningkatan produksi kita sangat signifikan naiknya.

Jadi tidak perlu ada kekhawatiran kita untuk Sulsel ini memasuki resesi.

Saya yakin Sulsel Insya Allah kita jaga solidaritas tinggalkan ego sektoral dan kita berkolaborasoi dalam menghadapi masa sulit ini.

Kalau kita semua bersinergi dan didukung dengan kebijakan mudah investasi. Dan selama pandemi Sulsel mengalami peningkatan investasi. Ke depan kita harap pemerintah bisa hadir memberikan insentif-insentif dan menjadikan Sulsel sebagai provinsi ramah investasi.

Dunia usaha itu dibutuhkan satu yakni kepastian.

Saya yakin kita bisa melewati masa pandemi ini menjadi semakin baik.

Saya berharap dikuartal tiga ini ekonomi kita bisa pulih.

Bagaimana dengan obyek wisata? Potensi pariwisata kita ini luar biasa. Proritas di antara itu apa saja?

NA: Kalau sekarang ini pariwisata kita masih berharap dengan turis domestik karena beberapa negara belum buka.

Tapi satu kesyukuran kita karena penumpang pesawat sudah naik terus.

Jadi 47 ribu penumpang setiap hari itu masuk ke Bandara Hasanuddin.

Setelah Covid ini dibatasi jadi dari 3000 naik jadi 8000 dan sekarang sudah 18 ribu. Dan akan naik dan saya lihat akan normal.

Saya ingin sampaikan bahwa sektor pariwisata kita di Sulsel tidak terlalu berdampak berbeda dengan Bali dan Jogja dan hotel-hotel.

Bagi kita di Sulsel sudah mulai bergairah meskipun hanya pengunjung domestik.

Makanya di masa pandemi ini kita terus lakukan pembenahan di berbagai sektor.

Termasuk kita bangun jalan. Misalnya dari Barru ke Lejja agar lebih hemat.

Dulu pernah ada obyek yang selama ini belum optimal? Misalnya Bira yang tidak kalah dengan obyek wisata lainnya di Sulsel?

NA: Jadi kita sedang melakukan MoU dengan Waskita Karya yang murni investasi Jadi mungkin segmen Makassar-Takalar dulu, dan lanjut ke Bantaeng dan ke Bira.

Dan kalau ini terkoneksi minimal waktu ke Makassar Bira itu cuma 2 jam.

Yang kedua kita sedang persiapkan Bandara Bira, mudah-mudahan ini bisa kita mulai pembangunan.

Sewaktu kampanye ada program rest area yang bisa memacu ekonomi lokal? Sejauh mana perkembangannya?

Andi Sudirman: Kita sebenarnya masih proses pembangunan di wilayah Sidrap karena memang sebenarnya masyarakat butuh kenyaman karena darat kita tidak seperti Jakarta yang tidak terlalu jauh rute perjalanannya.

Sedangkan kita dari ujung pukul ujung ysng luar biasa. Misalnya dari Siwa ke Palopo berapa ratus kilometer.

Sulsel ini kita galakkan dulu invrastruktur kalau sudah kita perbaiki bahwa harapan kita banyak bisa dijual setelah ada akses karena dimana-dimana sebelum me mulai proyek akses dulu yang harus kita lakukan.

Setelah akses baru kita lihat potensi di dalam.

NA: Saya kira rest area ini pastinya penting untuk turis. Kalau kita sudah siapkan rest area kita bisa hitung kita akan singgah dimana. Saya yakin dengan hadirnya rest area ini bukan hanya dari segi ekonomi tapi juga dari segi keselamatan ini pasti akan mengurangi tingkat kecelakaan. Karena biasanya kecelakaan itu terjadi kelelahan.

Satu hal yang terjadi di Sulsel ini juga rambu jalan dan petunjuk jalan masih sangat minim dan penerangan jalan juga. Ini juga yang kita upayakan dan kita lengkapi.(tribun timur/nurfajriani)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved