Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemberdayaan Masyarakat

Dosen Unsulbar Latih Warga Olah Limbah Minyak Kelapa Jadi Sirup hingga Kue

Kelompok Marasa dilatih mengolah limbah olahan minyak kelapa jadi produk yang bernilai ekonomi sebagai bentuk pengabdian Unsulbar.

Penulis: Hasan Basri | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/HASAN
Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) melatih kelompok usaha pembuatan minyak kelapa, Marasa di Batutaku, Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupatem Majene, Sulbar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAJENE - Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) melatih kelompok usaha pembuatan minyak kelapa, Marasa di Batutaku Desa Onang, Kecamatan Tubo Sendana, Kabupatem Majene, Sulbar.

Pelatihan dilakukan oleh Dosen Fakultas Ekonomi, Edy Fitriawan Syahadat dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, Masniati beberapa waktu lalu.

Kelompok Marasa dilatih mengolah limbah olahan minyak kelapa jadi produk yang bernilai ekonomi sebagai bentuk pengabdian Unsulbar kepada masyarakat.

Limbah tersebut adalah air kelapa yang berkualitas baik yang diolah sedemikian rupa hingga jadi sirup.

Tak hanya itu, air hasil perasan kelapa yang biasanya dibuang juga diolah sebagai bahan baku utama pembuatan minuman Sarabba.

Sementara ampas setelah proses penggorengan hasil perasan hingga jadi minyak atau dikenal tai minyak juga diolah jadi bahan baku utama berbagi macam kue dan kecap manis.

"Bahan pembuatan kuenya dari tai minyak. Jadi kuenya ada ras khasnya," kata Edy Fitriawan Syahadat, Selasa (8/9/2020).

Setelah produk hasil olahan limbah ini jadi, Kelompok Marasa ini juga dilatih dalam mengemas produk agar terlihat menarik.

Sebelum praktek, pihaknya telah menghadirkan pemateri yang ahli dalam pengolahan minyak kelapa dan limbahnya saat penyuluhan.

Edy sapaannya mengatakan, program pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan ekonomi ini merupakan langkah awal.

Ke depan akan terus ditingkatkan mulai dari penentuan harga, strategi pasar hingga perizinan pada program pengabdian masyarakat yang kerja sama antara Unsulbar dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional.

"Nanti akan ada finishingnya. Langkah ke depan, kita masih melakukan proses pendampingan," ujarnya.

"Jadi sebenarnya ini sasarannya meningkatkan pendapatan masyarakat, limbah yang selama ini dibuang diolah jadi produk yang bernilai ekonomi," lanjutnya.

Program pemberdayaan masyarakat ini pun disambut baik warga. Ketua Kelompok Marasa, Ruslia mengatakan, pengolahan limbah olahan minyak ini menambah pendapat mereka.

"Bagus untuk tambah-tambah pendapatan, tidak ada yang terbuang. Semua bisa dimanfaatkan dan diolah. Sebelumnya tempurung kelapa kami jual, ampas kelapa juga. Ini sekarang, mulai dari airnya, air perasan kelapa dan tainya minyak juga bisa diolah," katanya.

Ruslia bersama anggotanya berharap, program ini terus ditingkatkan dan dilanjutkan. Seperti pendampingan, perizinan dan penerapan strategi pasar dalam memasarkan produk hasil olahan limbah.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved