Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nurdin Abdullah

NGOBROL SPESIAL 2 Tahun NA & Andi Sudirman Pimpin Sulsel, 'Bandara Toraja, Corona Hingga Ajak KPK'

NGOBROL SPESIAL 2 Tahun NA & Sudirman Sulaiman Pimpin Sulsel, 'Bandara Toraja Hingga Ajak KPK'

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Mansur AM

"Saya jadi wartawan sejak Pak Ahmad Lamo. Ini bersejarah di Gubernuran. Inilah kali pertama pasangan Gubernur dan Wagub Sulsel sepaket diwawancara di halaman rumah jabatan," kata Ronald Ngantung (75 tahun), anggota Dewan Penasihat PWI Sulsel sekaligus Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Timur, sesaat sebelum wawancara.

Ahmad Lamo adalah gubernur kedua Sulsel (1966-1978), setelah AA Rivai (1960-1966).

Enam gubernur selanjutnya, Andi Oddang (1978-1983), Prof Dr Ahmad Amiruddin (1983-1993) lalu Zainal Basri Palaguna (1993-2003), dilanjutkan Amin Syam (2003-2008), dan kemudian Syahrul Yasin Limpo (2008-2018).

Ada dua Plt Gubernur, Tanribali Lamo (2008), dan Sonny Sumarsono (2018).

Wakil Gubernur baru ada di periode akhir Ahmad Amiruddin, M Basri Palaguna, Amin Syam ( Syahrul Yasin Limpo ), dan Agus Arifin Nu'mang jadi wagub di periode Syahrul.

Inisiatif wawancara khusus ini dalam rangka dua tahun duo kepemimpinan Prof Andalan.

"Ini serasa daftar Pilkada di KPU lagi," ujar Wagub Andi Sudirman Sulaiman, berkelalar sesaat seusai memakai kemeja putih.

Ya, putih-putih dulu simbol keduanya saat kampanye Pilgub Sulsel 2018.

Sesi wawancara khusus dipandu Andi Suruji, Pemimpin Umum Tribun Timur.

Tayangan wawancara dapat ditonton melalui YouTube dan Facebook Tribun Timur. 

Andi Suruji jadi wartawan di Pedoman Rakyat dan Kompas sejak dekade 1980-an, di masa Gubernur Prof Ahmad Amiruddin.

Hadir juga dalam wawancara "monumental" ini Pemimpin Redaksi Tribun Timur, Thamzil Thahir.

Sebelum wawancara, Nurdin Abdullah mengemukakan kenapa memindahkan pintu "konvensional" tamu dari sebelah barat gubernuran ke pintu utama yang menghadap Jl Jenderal Sudirman.

"Ini kita tambah teras sedikit di pintu depan, karena kalau hujan sering ada temu yang terpeleset," ujar mantan Bupati Bantaeng dua periode ini.

Dia juga menyinggung alasan lain relokasi akses utama gubernuran yang sejak era AA Rivai selalu pakai pintu samping.

"Jadi waktu Pak Sonny (Sumarsono) jadi Pj, pintu samping beliau tutup, karena dijadikan kamar, nah saya cuma melanjutkan," ujar Guru Besar Ilmu Kehutanan Unhas itu.(tribun-timur.com)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved