Pilwali Makassar 2020
Kenapa Danny Pomanto Berpasangan dengan Fatmawati Rusdi? Ini Penjelasan Maqbul
Maqbul Halim bercerita terkait perjalanan hingga sampai di titik deklarasi dengan beberapa drama politik yang dialami mantan petahana Danny Pomanto.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tim Pemenangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Adama), Maqbul Halim buka-bukaan saat Ngobrol Politik (Ngopi) seri ke-9 di Mini Studio Tribun Timur, Kamis (3/9/2020).
Ngopi yang disiarkan langsung di Youtube Tribun Timur dan fan page Tribun Timur di Facebook ini digelar sejam jelang Deklarasi Adama di atas pinisi di permukaan perairan Anjungan Pantai Losari Kamis jelang magrib.
Maqbul Halim bercerita terkait perjalanan hingga sampai di titik deklarasi dengan beberapa drama politik yang dialami mantan petahana Danny Pomanto.
Hingga penegasannya terkait usungan Nasdem dan Gerindra yang tidak akan ke lain paslon, hingga pendafatran pada Jumat (4/9/2020) pagi pukul 08.00 Wita.
Berikut wawancara terkait Adama for Makassar bersama Maqbul Halim oleh Manajer Online Tribun Timur, Mansuur Amirullah.
- Bisa dijelaskan perjalanan Adama sampai di titik deklarasi, Kamis sore?
Putaran pencalonan berlangsung lama, setidaknya 2019 lalu dan puncaknya 2020 ini. Dua bulan terakhir ini, alhamdulillah Danny-Fatma diusung Nasdem dan Gerindra, 1 bulan terakhir Gelora dan PBB. Itu proses yang sebenarnya panjang, dari lihat perubahan sungguh sangat dinamis.
- Bagaimana Adama bisa bersama Nasdem dan Gerindra?
Pak Danny kerap dipasangkan dengan usungan partai. Setiap partai punya jagoan untuk menjadi wakilnya Pak Danny. Kenapa bisa Adama? Kalau mau diijawab,saya tak tahu mulai dari mana. Yang pasti setting pasangan ini adalah settingan yang sudah lama diriset, baik Nasdem maupun Gerindra. Dua bulan, tiga bulan lalu paling lama, Gerindra bertemu dengan Nasdem, membicarakan paslon ini, dan klop dengan waktu singkat.
Perubahan bisa terjadi kapan saja, dan inilah yang terjadi di sini. Saya sudah lama dengan Pak Danny. Dan tak pernah menyangka akan ada Danny-Fatma. Jarang dibayangkan orang, di kalangan Nasdem dan Gerindra awalnya ini adalah hal asing.
- Danny kemudian memilih Fatma, kenapa bukan kader Gerindra?
Danny-Fatma itu hasil kesepakatan. Danny dalam banyak kesempatan selalu menyatakan, siapa pasangan saya, tergantung partai koalisi. Dan pada saat itu paling cepat kesepakatan adalah Nasdem dan Gerindra. Ada memang berapa nama, namun dengan Ibu Fatma paling cepat prosesnya.
Pak Danny komitmen akan menerima hasil kesepakatan partai koalisi atau pengusung, itu prinsipnya. Bukan pertimbangan Pak Danny, tapi pertimbangan partai pengusngnya.
- Deklarasi di atas lautan?
Ini adalah pilihan, ada di lapangan terbuka, indoor besar, atau only channel online. Kami out of the box, kita memilih di luar dari itu. Itulah kenapa Adama di atas permukaan laut. ini sesuatu yang beda.
- Kenapa di atas pinisi?
Ini simbol kebudayaan di Sulsel, mengingatkan bahwa nenek moyong kita pendekar maritim. Dan itu tersimbolkan di perahu pisini. Makanya deklarasi di pinisi
Perahu itu di atas air, perahu intinya pelaut, pelaut ulung itu ada di atas kapal bukan di atas kursi. Artinya? kami mengingatkan bahwa Pak Danny petarung, sebagai mana pelaut yang tidak pernah gentar dengan ombak dan badai. memang tidak ringan ini Pilwali, ada batu karangdan angin kencang. Namun dengan tekat kuat, kami melintasi Pilwali 2020 ini seperti perahu yang melintas di lautan dengan sejuta tantangan
- Satu-satunya kontestasi ada perempuannya adalah Adama. Apakah ini Kekuatan tersendiri?
Keadaan sekarang, kandidat yang tersedia perermpuannya adalah Adama, Ini adalah hal different, dan berbeda itu selalu punya nilai lebih, ketimbang yang lazim. Perempuan ini adalah tren gerakan gender. sehingga kita yakin bahwa paket ini menandakan program visi misinya gerakan gender.
Ada banyak program ketika Adama terpilih dan memangku jabatan sebagai wali kota dan wakil wali kota 5 tahun ke depan. Program pemberdayaan dan perlindungan anak, tidak susah lagi bagi kandidat Adama untuk melaksanakan program tersebut.
Ini bukan soal feminim, itu berbeda dengan gender. Gender ada kesetaraaan dan keadilan. Feminim hanya pada penguataan karakter perempuan. Makanya, beberapa kandidat peduli dengan perempuan, namun figur perempuan yang lebih mengerti masalah perempuan itu apa. Dan di situ, pasti Bu Fatma lebih tahu.
- Selama ini dekat dengan Danny, Bagaimana dengan sosok Fatma?
Fatma politisi, mungkin bagi warga Makassar tak terlalu diketahui, di politik Bu Fatma bukan orang asing, pernah calon bupati di Sidrap, Anggota DPR RI 5 tahun, wakil bendahara DPP Nasdem, Caleg di Jakarta Utara. Saya kira itu perjalanan panjang. Ia juga sebagai pebisnis kapal, ekpedisi dan lainnya. Kematangan politik oleh Bu Fatma sebagai wakil wali kota bukan ujuk-ujuk bagi dirinya. Yakinlah, Fatma jadi wakil Pak Danny yang diusung Nasdem dan Gerindra adalah hasil riset.
- Status Danny apakah masih jadi petahana?
Petahana itu dikaitkan dengan status sedang menjabat kepala daerah. Itu tak ada di Pak Danny. Memang pernah menjabat, namun sudah lebih satu tahun, sehingga tidak relevan lagi disebut petahana.
Petahana itu identik dengan kekuasaan, terutama birokrasi. Pak Danny tak punya akses di birokrasi lagi, tidak lagi berpengaruh di pemerintahan.
- Jadi menurut Anda, Danny tak memiliki jaringan di camat dan lurah lagi?
Sudah tidak ada. Katakanlah ada pejabat yang berbalas budi, sudah tak ada, baru dua bulan sejak Pak Danny lepas jabatan, pejabat yang dilantik di eselon dibatalkan pemerintahan yang kala itu menjabat.
- Namun program andalan Danny selama lima tahun adalah jaringan RT/RW, masih adakah itu?
Di berbagai kesempatan saya selalu ditanyakan terkait elektabilitas Pak Daany. Desember 2019, Pak Danny elektabilitasnya oleh partai yang lain (diluar Nasdem-Gerindra) mensurvei, seorang saja 57 persen. Kalau berpasangan 47 persen.
Namun saat ini, RT/RW tidak semua ke Pak Danny, ada sedikit, namun tak merubah dukungan yang mengalir ke kandidat lainnya. Namun itu tidak terbukti di 2018.
- Itu sebelum Covid-19 ada, Namun hingga hari pencoblosan bagaimana mempertahankan elektabilitas Adama?
Ada dua hal penting. Saya sejak 2014 kawal Pak Danny, selama menjabat belum pernah ada figur yang elektabilitas di atas Pak Danny hingga Desember 2019. Itu survei di luar dan di dalam tahapan pilkada.
Cara mempertahakan, lihat saja rentetan waktu. Yang lain banyak berpikir militansi dan jaringan Danny yang mendapatkan manfaat selama 5 tahun Pak Danny memimpin. Itulah yang memperkuat elektabilitas Pak Danny.
Program Pak Danny itu massif, ada yang menjawab seperti ketua rt/rw, penasehat wali kota, petugas sampah roda tiga, pemilah sampah, mendapatkan manfaat, kebahagiaan, kesejahterana. Inilah yang membuat pak Danny elektabilitasnya sangat kuat.
- Soal Covid-19 pilkada masih di pandemi Covid-19, strategi pemenangan?
Intinya ada media komunikasi, untuk bermain tentang prestasi dan kebaikan Pak Danny sebagai wali kota. Itu tak perlu menemui langsung. Dan ini tak mungkin dicontek, seluruh calon wali kota tak pernah ada yang jadi wali kota. Sehingga, apa yang sukses dilakukan Pak Danny itu kita teruskan.
Sekarang kami buat brosur, pasang di media elektronik tentunya itu yang relevan dengan sekarang. Namun Covid-19 bisa menjangkiti siapapun, menurut saya kami diuntungkan dengan keterbatasan tersebut.
Soalnya, kandidat lain masih menjanji, dan berjanji harus mulut yang berbicara, harus berhadapan dengan warga. Tentunya paslon yang belum melakukan sesuatu, susah menjelaskan ke orang tanpa bertemu langsung.
- Politik itu dinamis, jangankan hitungan hari, hitungan jam saja bisa berubah. Seberapa yakinkah Adama, bisa mendaftar di KPU Jumat Pagi?
Tim Danny-Fatma pukul 08.00 Wita akan mendaftar pertama di KPU Makassar. Semua surat sudah ditandatangani kemarin sore (Rabu) di salah satu hotel di Makassar. B1KWK, ada semua pimpinan partai bertanda tangan, ketua dan sekretaris DPC dan DPD Nasdem-Gerindra standby, siap mengantarkan Adama. Apa lagi yang diragukan?
B1 KWK itu diteken DPP. Pantai Losari saat ini (Kamis jelang Magrib), mereka sudah ada di atas pinisi. Siapa mereka? Waketum Nasdem Ahmad Ali,
Waketum Gerindra Sufmi Dasco bersama Ketua dan Sekretaris DPD, DPW, DPC dan DPD Nasdem-Gerindra.
Harapan Anda?
Tribuners, pencoblosan Pilwali Makassar 2020 akan digelar 9 Desember. Kalau ini berjalan lancar, itu akan ada empat kandidat, salah satunya Adama, yang diusung Nasdem-Gerindra dengan 11 kursi di DPRD Makassar.
Harapan kami, mari berkompetisi tidak saling menjegal, merendahkan, kedepankan ide dan gagasan, jauhi kebencian. Sesungguhnya demorkasi itu untuk saling memperlihatkan keberadapan kita. Karena itu, bila semua kandidat setuju dengan kami, 3 bulan ke depan tak ada hal lagi yang menodai demokrasi di Kota Makassar.