Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemerhati Lingkungan Desak Pemkab Luwu Utara Normalisasi Hilir Sungai Rongkong

Desakan disampaikan Listan mengigat sudah dua bulan wilayah hilir terendam banjir akibat luapan sungai.

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Imam Wahyudi
ist
Penampakan hilir Sungai Rongkong di Desa Wara, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. 

TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Ketua Lembaga Advokasi Lingkungan dan SDA Tana Luwu Listan CR mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Utara melakukan normalisasi Sungai Rongkong di bagian hilir.

Desakan disampaikan Listan mengigat sudah dua bulan wilayah hilir terendam banjir akibat luapan sungai.

"Normalisasi di hilir sangat mendesak dilakukan. Tumpukan kayu yang terbawa arus banjir beberapa waktu lalu dan menutupi badan sungai di Dusun Rakki-rakki harus segera dibersihkan," kata Listan, Kamis (3/9/2020).

Apalagi debit air Sungai Rongkong, sebut dia sewaktu-waktu bisa meluap akibat curah hujan tinggi.

"Tumpukan kayu yang hanyut dari hulu saat banjir beberapa waktu lalu menghambat kelancaran aliran sungai. Bisa berpotensi terjadinya perubahan aliran sungai dan memungkinkan bisa meluluhlantakkan permukiman warga," tuturnya.

Diketahui, sudah dua bulan banjir merendam ratusan rumah warga di Desa Wara dan Desa Cenning, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Banjir yang merendam dua desa itu disebabkan karena berpindahnya aliran Sungai Rongkong di Dusun Rakki-rakki, Desa Wara pasca banjir bandang beberapa waktu lalu.

Ketinggian air yang merendam wilayah tersebut mulai dari 50 centimeter hingga satu meter.

Warga setempat, Ipung mengatakan, banjir merendam wilayahnya akibat pindahnya aliran sungai pasca banjir bandang dua bulan lalu.

"Aliran sungai sudah pindah, makanya banjir di sini tidak surut-surut," kata Ipung.

Ia mengatakan, luapan air tidak hanya merendam rumah penduduk. Namum juga lahan perkebunan dan lahan peternakan warga.

"Kebun juga terendam, sumber penghasilan hilang," katanya.

Ia menyoroti lambatnya normalisasi di hilir sungai yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

"Harusnya pemerintah lebik bekerja ekstra lagi, sehingga banjir di kampung kami tidak berlarut-larut," pintanya.

Camat Malangke Barat Sulpiadi mengatakan, hilir Sungai Rongkong tertutup material kayu usai banjir bandang.

"Lebar Sungai Rongkong kurang lebih 80 meter, sementara yang dikeruk kayunya hanya 2-3 meter," kata Sulpiadi.

Ia mengakui normalisasi itu belum bisa mengurai banjir.

"Bila tumpukan kayu tidak dipindah maka sepanjang itupula Wara dan sekitarnya terendam," tuturnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved