Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ngobrol Virtual

Ratusan Dokter Meninggal karena Corona, Relawan Milenial Makassar: Miris

Dalam waktu tersebut, laporan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020, kasus Covid-19

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/DESI TRIANA ASWAN
Seri Ngobrol Virtual (Ngovi) minggu ini menghadirkan dua Relawan Milenial Makassar, Rabu (2/9/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Tak terasa sudah enam bulan lamanya pandemi virus corona ada di Indonesia.

Dalam waktu tersebut, laporan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020, kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 174.796 kasus.

Tak hanya itu saja, bahkan jumlah yang meninggal mencapai 7.417 orang meninggal dunia. Sementara 125.959 orang dinyatakan pulih.

Dari jumlah korban meninggal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat sudah genap 100 dokter yang gugur dalam melawan virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 pada Sabtu (30/8/2020).

Melihat kondisi tersebut, Relawan Milenial Makassar, drg Syakhrul Affandhy mengungkapkan begitu miris atas banyaknya sejawat dokter yang meregang nyawa karena pandemi virus corona.

Hal itu diungkapkannya dalam program seri Ngobrol Virtual (Ngovi) minggu ini menghadirkan dua Relawan Milenial Makassar, Rabu (2/9/2020) bersama drg Ita Lestari Anwar dan.

"Indonesia saat ini ada diurutan 23 dari seluruh dunia untuk kasus positif, dengan banyaknya dokter yang meninggal ini miris juga ketika melihat dan mendengar satu persatu garda terdepan jatuh berguguran akibat pandemi ini. Ini sangat sulit kita hindari mengingat jumlah penderita yang sangat banyak berbanding terbalik dengan daya tampung rumah sakit yang terbatas," tuturnya.

Menurutnya, hal itu justru membuat para dokter kewalahan sehingga berpengaruh pada kondisi fisiknya.

"Hal ini pun menyebabkan jam kerja dokter bertambah, akhirnya imun mereka pasti turun. Dan ketika mereka imunnya rendah akhirnya mereka bisa terjangkiti (virus corona)," tuturnya.

Dokter Appang sapaan akrabnya mengatakan hal yang paling disesali adalah tingkat kesadaran masyarakat hingga saat ini tak begitu peka dalam melihat situasi.

"Masa ini belum berakhir, korban setiap harinya itu berjatuhan. Tapi masyarakat kita abai dan acuh. Saat kami turun ke lapangan mengedukasi masyarakat itu sendiri tapi hasilnya juga tak begitu terlalu maksimal karena faktor kesadaran," tuturnya.

Menurutnya jika satu hari turun lapangan dan membagikan masker, seminggu kemudian kembali mengecek dan oknum masyarakat tersebut tak mengenakan masker itu kembali.

"Padahal segala upaya kita lakukan untuk membantu pemerintah pula dalam penanganan covid-19 ini tapi jika tidak ada kesadaran semua tidak mudah," tuturnya.

Ia pun menjelaskan bahwa peran membantu pandemi virus corona ini agar cepat terselesaikan adalah dengan mematuhi protokol kesehatan yang baik dan benar.

"Para tenaga medis tidak butuh kita untuk turut menjaga pasien covid-19 tapi cukup mematuhi saja protokol karena hanya dengan itu saja kita bisa membantu memerangi virus ini," jelasnya.

Terlebih lagi dengan banyaknya informasi hoaks yang tersebar selama pandemi, sambung dokter Appang, yang mampu memecah belah siapapun.

"Bagaimanapun virus ini nyata dan ada, sayangnya hanya sebagian masyarakat memahami pandemi ini," jelasnya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved