Harga Cengkeh
Harga Cengkeh Turun Hingga Tiga Kali Lipat, Petani Cengkeh di Bone Menjerit
Petani cengkeh di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan harga cengkeh yang anjlok tahun ini.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG - Petani cengkeh di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan harga cengkeh yang anjlok tahun ini.
Petani di Desa Tellongeng, Kecamatan Mare, Herman mengatakan harga cengkeh saat ini hanya Rp 47 ribu per kilogram. Tahun lalu cengkeh masih terjual Rp 80 ribu per kilogram.
"Panen tahun ini harga cengkeh yang paling rendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir," ujarnya kepada tribunbone.com Senin (31/8/2020).
Ia pun meminta pemerintah mencari penyebab merosotnya harga cengkeh. Jangan sampai, kata dia, ada oknum tertentu yang memanfaatkan kondisi ini.
"Pemerintah harus melakukan penelusuran, apakah ada permainan, sehingga harga cengkeh menurun di panen kali ini. Mengingat semua daerah sementara panen juga," katanya.
Senada dengan Herman, petani cengkeh di Desa Usa, Kecamatan Palakka, Rabiyah juga mengeluh menurun drastisnya harga cengkeh.
Menurutnya, harga cengkeh turun sejak sebulan terakhir. Harga jualnya saat ini Rp 45 ribu per kilogram.
"Dari harga Rp 200 ribu per kilogram, kini hanya laku terjual Rp 45 ribu per kilogram. Turunnya tiga kali lipat dari harga biasanya," keluhnya.
Ia mengatakan harga cengkeh di panen tahun ini paling terendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Bone, Sunardi Nurdin menyampaikan persoalan harga biasanya berlaku hukum ekonomi, antara penawaran dan permintaan.
"Saat panen produksi melimpah, harga pasti turun," katanya.
Kata Sunardi, pihaknya memiliki tugas pokok dan fungsi terkait produksi, sedangkan untuk tata niaga dan distribusinya di Dinas Perdagangan.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Bone, Chaerul Saleh mengarahkan ke Kepala Bidang Kebutuhan Pokok dan Strategis, Mulyati Kadir untuk konfirmasi lebih lanjut.
Menurut Mulyati, untuk harga cengkeh, pihaknya tidak melakukan monitoring. Kebutuhan yang dimonitor hanya harga kebutuhan pokok.
Dikatakan Mulyati, tanaman cengkeh memiliki asosiasi tersendiri. Pihak asosiasi biasanya yang melakukan koordinasi dengan pemerintah terkait masalah yang terjadi.
"Cengkeh tidak masuk dalam kebutuhan pokok. Kami pantau hanya kebutuhan pokok. Asosiasi biasanya koordinasi dengan pemerintah terkait langkah, solusi dan penanganan harga cengkeh," tuturnya.(*)
Laporan Wartawan TribunBone.com, Kaswadi Anwar