Google Doodle Kenang Alexandre Dumas, Penulis Prancis yang Fenomenal di Abad ke-19
Untuk menghormati salah satu penulis Prancis paling dihormati di abad ke-19, tayangan slide Google Doodle hari ini merayakan Alexandre Dumas.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Google Doodle kembali mengenang sosok penting dalam dunia tulis Prancis.
Seperti diketahui, Google Doodle tak hanya sebagai pemberi informasi menarik.
Namun, sederet peristiwa terekam dalam setiap momennya.
Sehingga pada waktu tertentu akan muncul dan menjadi pengingat untuk siapa saja.
Sama seperti hari ini, Jumat (28/8/2020) untuk menghormati salah satu penulis Prancis paling dihormati di abad ke-19, tayangan slide Google Doodle hari ini merayakan Alexandre Dumas.
Pada ilustrasinya, sosok Alexandre Dumas digambarkan Doodle begitu serius tengah menulis menggunakan pena berbulu.
Dalam kutipannya Doodle memberikan penjelasan, mungkin paling terkenal dengan novel petualangan petualang, Dumas menghasilkan karya produktif yang terus menggetarkan pembaca di seluruh dunia saat ini.
Versi singkat dari salah satu novelnya yang paling terkenal, "Le Comte de Monte Cristo" ("The Count of Monte Cristo," 1844-’45), disertakan (bebas spoiler!) Dalam karya seni Doodle hari ini. Pada hari ini di tahun 1884, surat kabar Paris Les Journal des Débats (The Journal of Debates) menerbitkan angsuran pertama dari novel tersebut, yang muncul berseri dalam publikasi sampai tahun 1846.
Dumas Davy de la Pailleterie lahir pada tahun 1802 di Villers-Cotterêts, Prancis. Dia kemudian mengambil nama Alexandre Dumas, dengan asumsi nama belakang nenek dari pihak ayah Marie-Césette Dumas yang merupakan seorang wanita keturunan Afrika dan seorang budak di Saint-Domingue (sekarang Haiti).
Sebagai seorang anak, Dumas disegani dengan kisah-kisah tentang eksploitasi mendiang ayahnya sebagai seorang jenderal, yang unsur-unsurnya kemudian ditemukan dalam beberapa karya penulis yang paling terkenal.
Dumas pindah ke Paris pada tahun 1822 dan menjadi penulis naskah yang ulung sebelum ia mencapai kesuksesan monumental dengan novel serial penuh aksi pada tahun 1840-an, termasuk "Les Troi Mousquetaires" ("The Three Musketeers," 1844).
Kini, karya-karya ini menjadikannya salah satu penulis Prancis paling populer di dunia, dan bukunya telah diterjemahkan ke lebih dari 100 bahasa.
Pada akhir 1980-an, novel Dumas yang telah lama hilang ditemukan di Perpustakaan Nasional Prancis di Paris.
Berjudul “Le Chevalier de ainte-Hermine” (“The Last Cavalier”), buku tersebut akhirnya diterbitkan pada tahun 2005.
Merci, Alexandre Dumas, atas semua kegembiraan yang telah Anda berikan kepada begitu banyak pembaca!.(*)