FTI UMI Terima Mahasiswa dari Kalangan Non-Muslim, Disambut Baik
Apakah non-Muslim bisa kuliah di Universitas Muslim Indonesia ( UMI )? Jawabannya, ya.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Mahyuddin
TRIBUN-TIMUR.COM - Apakah non-Muslim bisa kuliah di Universitas Muslim Indonesia ( UMI )?
Jawabannya, ya.
UMI kini tak hanya menerima mahasiswa baru beragama Islam.
Non-Muslim pun diterima sebagai mahasiswa UMI dan itu sudah berlangsung sejak lama.
Pada tahun 2020, tahun akademi 2020/2021, Fakultas Teknologi Industri UMI atau FTI UMI menerima seorang non-Muslim.
"Di FTI sudah ada beberapa non-Muslim lulus (magang, praktik, dan kuliah)," kata Dekan FTI UMI, Dr Ir Zakir Sabara H Wata MT IPM ASEAN Eng, Rabu (27/8/2020) malam, saat berbincang dengan seorang mahasiswa baru non-Muslim.
Mahasiswa baru itu bernama Deprian Resky Setiawan.
Dia terdaftar di Jurusan Teknik Pertambangan FTI UMI angkatan tahun 2020.
Tiba-tiba pemuda asal Kabupaten Mamasa itu menghubungi Dekan FTI UMI via WhatsApp dan bertanya soal program pesantren kilat yang wajib diikuti mahasiswa baru.
Dia bingung.
Sebagai non-Muslim, dia bertanya, apakah harus juga ikut pesantren kilat.
Deprian Resky Setiawan, kata Zakir Sabara H Wata saat berbicang dengan mahasiswanya itu, tetap harus ikut.
Namun, untuk kegiatan ibadah, Deprian Resky Setiawan diminta untuk tetap menjalankan ibadah sesuai agama dianutnya.
"Non-Muslim ndak masalah (kuliah di FTI UMI). Nanti semua ikut pesantren, tapi kegiatan agama, ibadah nggak boleh ikut, diam aja. Materi-materi saja diikuti. Kau berdoa saja sesuai agamamu," kata Zakir Sabara H Wata via video call kepada Deprian Resky Setiawan.
Selain soal ibadah, soal pakaian, selama pesantren kilat, Deprian Resky Setiawan dipersilakan mengenakan pakaian nasional.
Pakaian itu berupa kemeja putih dan kopiah.(*)