Ngopi Tribun Timur
Bawaslu Sebut Isu Ini Berpotensi Timbulkan Chaos di Pilkada Makassar
Ketua Bawaslu Kota Makassar, Nursari mengakui bahwa politik uang mendorong potensi terjadinya chaos di Pilkada serentak.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan tribun-timur.com, Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Makassar, Nursari mengakui bahwa politik uang mendorong potensi terjadinya chaos di Pilkada serentak.
Hal tersebut dikatakan Nursari dalam acara Ngobrol Politik (Ngopi) dengan tema 'Pilwali Makassar, pengawasan, dan potensi masalah melalui vertual' dengan dipandu wartawan politik Tribun, Muh Fadly Ali, Senin (24/8/2020).
"Politik uang mendorong terjadinya chaos, itu pertama. Kedua adalah politisasi birokrasi dan ketiga pengguna isu-isu yang dilarang," katanya.
Namun, bagi Bawaslu Makassar dua hal menjadi stressing, yaitu politik uang. Sehingga diharapkan kepada seluruh masyarakat bahwa hal itu menjadi musuh bersama.
"Karena ketika masyarakat dengan tegas melawan politik uang, maka tugas bawaslu soal politik uang sudah selesai. Kemudian politisasi SARA," ujarnya.
"Kenapa ini sangat berpotensi di Makassar karena masyarakat sangat heterogen, tidak ada suku tidak ada di Makassar. Kalau itu bisa dipolitisasi oleh orang tidak bertanggungjawab, maka pecah kita ini, tapi lagi-lagi saya optimistis masyarakat di Makassar tahu mana kontestasi politik dan mana silaturrahmi," lanjutnya.
Iapun berharap kepada jutaan masyarakat di Makassar untuk tidak mudah dimainkan dengan isu-isu terlarang tersebut.
"Kenapa? Karena kontestasi pilkada hanya sesaat saja dan sebentar kita bersama-sama lagi," ujarnya.(*)