FKG Unhas
FKG Unhas Gelar Simposium Virtual Teknologi Digital dan Praktik Klinis Maksilofasial
Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan simposium virtual seri dua.
Penulis: Alfian | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan simposium virtual seri dua dengan tema "Digital Technology & Clinical Practice in Maxillofacial Prosthetics".
Kegiatan berlangsung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming di kanal youtube FKG Unhas, Jumat (21/8/2020).
Hadir sebagai nara sumber yakni Kepala Departemen Prostodontis Maksilofasial, Pusat Medis VU Amsterdam, Belanda, Dr Angela Ridwan Pramana.
Serta Wakas Tanvir selaku Prostodontis Maksilofasial, Pusat Medis VU Amsterdam, Belanda.
Kegiatan resmi dibuka oleh Rektor Unhas, Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu.
Dalam sambutannya, Prof Dwia mengapresiasi kolaborasi antarkampus antarnegara yang diharapkan menghasilkan pandangan strategis terkait isu-isu teknologi digital dalam bidang kesehatan dan kedokteran gigi.
Menurutnya, kehadiran teknologi digital memberikan banyak manfaat dalam kehidupan termasuk dunia kedokteran gigi, salah satunya maksilofasial.
Setidaknya dalam kegiatan ini, Prof Dwia mengharapkan kolaborasi dari kedua institusi akan semakin erat dan menghasilkan publikasi yang berguna bagi masyarakat luas.
Kegiatan dilanjutkan dengan mendengarkan pemaparan singkat terkait teknologi digital dalam dunia kedokteran gigi seperti prostetik maksilofasial yang disampaikan oleh Dekan FKG Unhas, drg Muhammad Ruslin.
Dalam kesempatan tersebut, drg Ruslin menjelaskan prostetik maksilofasial merupakan cabang dari ilmu kedokteran gigi yang menangani cacat bawaan yang terkadang ada pada kepala dan leher.
Prostetik maksilofasial mengintegrasikan bagian dari berbagai disiplin ilmu termasuk kepala dan leher, kelainan bawaan, bedah plastik, dan beberapa disiplin ilmu terkait lainnya.
"Salah satu peran teknologi digital dalam prostetik maksilofasial adalah untuk memulihkan atau mengganti struktur stomatognatik dan kraniofasial dengan prostesis menggunakan prostesis lepasan dan cekat," jelasnya.
Diakhir penjelasannya, drg. Ruslin menjelaskan jika digitalisasi diterapkan dalam dunia kedokteran gigi klinik dengan pengetahuan yang tepat.
Maka dapat meningkatkan kualitas praktek kedokteran gigi dan perawatan yang lebih baik bagi pasien.
"Untuk mencapai alur kerja yang sepenuhnya digital dalam perawatan gigi, klinik harus mulai menggunakan teknik digital pada tingkat yang sama seperti teknisi. Selain itu, dokter juga harus menjaga pengetahuan tentang semua kemajuan yang sedang berlangsung dalam dunia Kedokteran Gigi untuk memenuhi kebutuhan pasien," tutupnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari dua narasumber. Materi pertama disampaikan oleh Angela Ridwan Pramana.
Dalam materinya memuat tentang prostodonik maksilofasial secara umum dan dua kasus dan projek yang dilakukan dengan pendekatan teknologi digital.
Pemaparan materi ditutup oleh Wakas Tanvir mengenai "Clinical Practice in Maxillofacial Prosthetic".
Ia menjelaskan secara umum prostodontik yang merupakan spesialisasi gigi yang berkaitan dengan diagnosis, perencanaan perawatan, rehabilitasi, dan pemeliharaan fungsi rongga mulut, kenyamanan, penampilan, dan kesehatan pasien dengan kondisi klinis tertentu.
Diakhir materinya, Wakas menyimpulkan prostetik maksilofasial adalah sinar harapan pasien yang mengalami gangguan.
Rehabilitasi prostetik maksilofasial membutuhkan pendekatan tim untuk hasil fungsional dan estetik yang lebih baik.
Sekaligus dukungan psikologis dan rehabilitasi prostetik pasien yang mampu mengembalikan pasien pada kehidupan normal.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian