Bincang Bola Virtual
Tak Ada Kompetisi Usia Muda di Masa Pandemi, Pembina Akademi PSM Bilang Begini
Tak hanya kompetisi untuk pemain senior, kompetisi untuk usia muda atau akademi juga tak jelas kelanjutannya di tengah pandemi.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pandemi Covid-19 membuat seluruh kompetisi sepakbola di Indonesia dihentikan sementara.
Tak hanya kompetisi untuk pemain senior, kompetisi untuk usia muda atau akademi juga tak jelas kelanjutannya di tengah pandemi.
Untuk diketahui, ada beberapa kompetisi sepak Indonesia untuk pemain muda, seperti Menpora Cup, Soeratin Cup, dan Elite Pro Academy (EPA).
Tak adanya kompetisi membuat pembinaan pemain usia muda ikut terhambat.
Sebab kompetisi menjadi ajang untuk kemampuan para pemain dari ilmu yang didapatkan di SSB atau akademi.
"Akademi itu seperti sekolah, ada kurikulumnya, dan terakhir ada ujian. Ujiannya itu adalah kompetisi, baik tingkat daerah maupun nasional, nah sekarang tak ada kompetisi, jadi tak ada ujian," kata Pembina Akademi PSM Makassar, Febrianto Wijaya pada acara Bincang Bola Virtual Tribun Timur, Selasa (18/8).
Febraianto mengatakan, dalam sepak bola, kunci keberhasilan menuju jenjang sepakbola profesional, letaknya ada pada pembinaan usia muda dan dini.
"Ibaratnya di SSB baik akademi maupun diklat, kita mengajarkan teknik, kurikulum, moral dan mental. Setelah mengajarkan, ada studi banding, yaitu uji tanding misalnya di luar kota, sehingga kita bisa melakukan monitoring dan evaluasi kekurangan dari kurikulum yang diberikan," ucapnya.
"Setelah itu di ujungnya ada ujian, ujiannya itu adalah kompetisi, baik tingkat daerah maupun nasional," tambahnya.
Mantan pemain PSM ini menuturkan, banyak tokoh nasional, termasuk pelatih yang mengatakan bahwa kunci sukses tim terletak di pembinaan usia mudanya.
Bagaimana sebuah klub membangun kurikulum dan mengajarkan teknik, sehingga ketika mereka masuk ke jenjang senior, pelatih tak mengajari basic lagi ke pemainnya.
"Sekarang di masa pandemi, PSSI membuat sebuah regulasi pelaksanan liga 1 akan diperkuat pemain junior, tapi pertandingan di bawahnya belum ada kejelasan u-20 u-18 atau u-16. Sehingga kami di akademi agak kesulitan bagaimana pemain dapat berkompetisi secara baik," paparnya.
"Buat saya, tak ada kejelasan covid ini sampai kapan, jadi apa perbedaannya mengapa kompetisi senior jalan, tapi junior tidak, ini jadi pertanyan kami pembina," jelas mantan pemain yang pernah menimba ilmu di klib VfB Stutgart.