Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sekolah Tatap Muka

Dewan Pendidikan Sulsel Minta Rencana Belajar Tatap Muka Dilakukan Bertahap

Meski begitu, belajar tatap muka di sekolah baru bisa dilakukan jika memenuhi sejumlah kriteria yang ditetapkan.

Penulis: Alfian | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/ALFIAN
Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan, Adi Suryadi Culla saat menjadi narasumber pada webinar Dialog Pendidikan, Senin (17/8/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Masa belajar daring tingkat PAUD hingga SMA/SMK diperpanjang hingga 22 Agustus 2020.

Banyak pihak termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan hingga orangtua siswa berharap belajar daring ini tak lagi diperpanjang alias kesempatan belajar tatap muka sudah bisa dilakukan.

Meski begitu, belajar tatap muka di sekolah baru bisa dilakukan jika memenuhi sejumlah kriteria yang ditetapkan.

Di antaranya daerah yang bersangkutan harus berstatus zona hijau Covid-19, serta adanya kesiapan sekolah dalam penerapan protokol.

Hanya saja Dewan Pendidikan Sulsel menyarankan rancangan belajar tatap muka dilakukan secara bertahap.

Dr Adi Suryadi Culla selaku ketua Dewan Pendidikan Sulsel, menyebut pelaksanaan tahapan belajar daring secara bertahap dibutuhkan agar tak terjadi kekeliruan ataupun kesalahan fatal nantinya.

“Saya berpikir secara selektif, bahwa pembelajaran ini bisa dilakukan dengan rumusan yang baik. Ada beberapa opsi bisa diambil, dengan tetap penegakan protokol kesehatan tapi bagaimana berikutnya penegakan protokol kesehatan ini harus dilakukan dan bisa menjamin dilakukan, tapi kenyataannya sulit ditegakan,” terangnya saat menjadi narasumber pada webinar Dialog Pendidikan, Senin (17/8/2020).

Tahapan yang dimaksud yakni tidak secara 100 persen konsep belajar tatap muka kembali dilakukan seperti sediakala.

Beberapa opsi yang disarankan semisal melakukan kesiapan awal berupa pra-kondisi.

Selain itu memastikan sekolah yang akan menjalankan pembelajaran tatap muka siap secara institusi dan fasilitas menjalankan protokol kesehatan. Termasuk kesiapan para tenaga pengajar.

“Yang sangat serius dari itu semua yakni dukungan dan persetujuan orangtua, ini elemen yang sangat penting. Makanya peran komite sekolah ini perlu digerakkan untuk dialog drngan pihak sekolah, karena ini soal pertanggung jawaban publik,” lanjutnya.

Hal senada disampaikan Prof Arismunandar, bahwa beberapa hal perlu dipertimbangkan untuk pelaksanaan belajar tatap muka.

Selain kesiapan sekolah, guru besar Universitas Negeri Makassar (UNM) yang kini menjabat di Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah juga menyinggung soal pilihan mata pelajaran yang diprioritaskan.

“Jika memang waktu belajar nanti semisal hanya tiga jam sehari da nada pembatasan Cuma belajar tiga hari sepekan, saran saya mata pelajaran yang praktikum bisa didahulukan,” harapnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved