Pelindo IV
Pelindo IV Jelajahi Pasar Global Lewat Direct Call dan Direct Export
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) sudah menjelajahi pasar global melalui program direct call dan direct export.
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) sudah menjelajahi pasar global melalui program direct call dan direct export atau pengapalan langsung komoditas ekspor ke luar negeri.
Awal menjajal pasar dunia, Pelindo IV menggandeng perusahaan pelayaran internasional asal Hongkong, SITC, dengan pengiriman pertama sebanyak 30 box kontainer ke beberapa negara tujuan di Asia seperti China, Korea, Bangkok, Thailand, dan Jepang.
Dari awalnya hanya 30 box kontainer per minggu yang bisa dibawa SITC ke negara-negara di Asia.
Kini jumlah itu terus merangkak jadi 300 box untuk sekali angkut dan telah menembus pasar Eropa dan Amerika Serikat juga Australia.
Direktur Utama PT Pelindo IV, Prasetyadi, Sabtu (15/8/2020) mengatakan untuk semakin melebarkan sayap di luar negeri, pihaknya saat ini tidak hanya bekerjasama dengan SITC.
Pihaknya juga telah berkolaborasi dengan SeaLand milik Maersk Line Group, tepatnya sejak Maret tahun ini, yang setiap minggu mengangkut sebanyak 70 hingga 90 box kontainer untuk dibawa ke luar negeri.
“Kawasan Indonesia Timur (KTI) memiliki cukup banyak komoditas unggulan. Wilayah ini cukup kaya dengan barang kebutuhan masyarakat di luar negeri dan pasar global sebenarnya masih cukup terbuka dengan hal ini, sehingga kami mencoba untuk memanfaatkan kesempatan itu dengan baik,” katanya.
Menurutnya, beberapa pelabuhan kelolaan juga telah berkontribusi cukup banyak terhadap upaya Perseroan dengan program direct call dan direct export.
Sebut saja Pelabuhan Pantoloan, Kendari, Balikpapan, Ambon, Jayapura dan Bitung. Dengan komoditas unggulan yang diekspor yaitu hasil perikanan, perkebunan dan kehutanan seperti plywood dari Papua.
Dari pelabuhan-pelabuhan tersebut, komoditas unggulan masing-masing wilayah dikirim ke luar negeri melalui Pelabuhan Makassar sebagai hub.
“Untuk Bitung tidak lagi melalui Pelabuhan Makassar, tetapi langsung mengirim komoditas yang ada ke Davao, Filipina," tuturnya.
Ia juga membeberkan, banyak manfaat besar yang dirasakan negeri ini dengan adanya pelayaran langsung ke luar negeri tersebut.
Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di KTI, tidak perlu lagi khawatir dengan harga barang yang melambung.
"Dengan direct call dan direct export, terbukti dapat memangkas disparitas harga barang yang selama ini cukup tinggi antara wilayah barat dan timur Indonesia," ujarnya.
"Juga terjadi efisiensi waktu pengiriman, sehingga barang yang tiba masih dalam keadaan fresh dan menjadikan nilai barang tetap tinggi jika dibandingkan barang tiba dalam waktu perjalanan yang cukup lama karena masih harus mengalami proses handling lagi di Jakarta atau Surabaya," lanjutnya.