Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Diprotes Jerinx SID Setelah Dicover Via Vallen, Ternyata Ini Makna Lagu Sunset di Tanah Anarki

Lagu Sunset di Tanah Anarki (SDTA), menurut Jerinx, “ruhnya sudah terbunuh” setelah dinyanyikan Via Vallen.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Kolase TribunSolo.com/Instagram @jrxsid @viavallen
Lagu Sunset di Tanah Anarki (SDTA), menurut Jerinx, “ruhnya sudah terbunuh” setelah dinyanyikan Via Vallen. 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Sosok Jerinx SID begitu terkenal dengan cuitan 'panasnya' tentang kritikan.

Kini ia menjadi perbincangan karena kasus hukum akibat ulah jari-jarinya.

Drummer SID ini, Jerinx ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan pencemaran nama baik.

Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Syamsi menegaskan, Jerinx terancam hukuman penjara selama enam tahun.

Salah satu sosok yang menjadi sasaran Jerinx meluapkan kritikannya adalah penyanyi dangdut Via Valen.

Seperti diketahui, beberapa bulan silam Jerinx, drummer Superman Is Dead, kecewa berat.

Lagu Sunset di Tanah Anarki (SDTA), menurut Jerinx, “ruhnya sudah terbunuh” setelah dinyanyikan Via Vallen.

“Selama ini nyanyi SDTA apa ya yg ada di dalam kepalanya? Lagu ini pesannya besar, sungguh humanis, pun disampaikan dengan lirik dan video klip yg sangat literal. Wajar saya merasa mereka dengan sadar merendahkan substansi lagu ini atas nama popularitas semata. Itu sangat manipulatif dan menjijikkan,” kata JRX, saat itu, di akun Instagram-nya.

Bukan cuma lagu sih sebenarnya. SDTA juga nama album studio kedelapan Superman Is Dead yang dirilis 2013 silam.

Tema-tema lagu di album itu semuanya serupa. Berbagai permasalahan kronis yang selama ini menghantui pulau tempat mereka tumbuh dewasa, Bali, seakan tiba-tiba terpapar jelas di hadapan mereka. Menjadi bensin buat motor kreativitas mereka. Dan menjadi benang merah buat album tersebut.

“Ada rasa muak dari saya pribadi dan masyarakat Bali yang terus ditipu. Bukan hanya tentang pergerakan tolak reklamasi, tapi lebih dari itu. Mereka para ‘penguasa’ yang datang dengan kedok pengembangan pariwisata dan ekonomi menjadikan kami seperti sapi perah dan budak di tanah sendiri. Jika untuk mereka hal itu demi kemajuan, menurut saya itu adalah sebuah kemunduran,” bilang JRX dalam sebuah wawancara dengan HAI, 2013 silam.

“Mereka itulah yang mau kami lawan. Para penguasa yang mau menghancurkan keindahan yang kita miliki,” kata Bobby dalam kesempatan yang sama.

Dibuat seluruhnya di Studio Electro Hell Bali, dengan diiringi aliran adrenalin yang dipacu oleh situasi dan kondisi sekitar, trio ini menyelesaikan seluruh proses kreatif SdTA dalam waktu relatif singkat. Bahkan, menurut Bobby, ini adalah album yang masa pengerjaannya paling singkat dibanding album mereka terdahulu.

“Proses rekamannya hanya membutuhkan waktu satu bulan. Mungkin karena materinya sebagian besar sudah matang. Ada lagu yang ditulis sepuluh tahun lalu, dua minggu sebelumnya, bahkan ada yang ditulis dua jam sebelum rekaman,” lanjut pehobi MTB itu.

Bertemakan perlawanan, toh nggak seluruh lagu dari ke-17 track yang ada di situ lantas bertensi tinggi. Baik dari segi aransemen maupun lirik. Bahkan bisa dibilang, ini adalah album paling puitis SID. JRX yang paling bertanggung jawab akan hal ini. Soalnya dialah yang kebagian porsi menulis lirik. Hasil pergaulannya dengan para sastrawan kontemporer Indonesia di beberapa kesempatan, terasa betul di sini.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Medium

    Large

    Larger

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved