Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Setop Menyebar! Sudah 800 Meninggal karena Hoax dan Teori Konspirasi Corona, Jemaat Juga Jadi Korban

Berhentilah menyebar! Sudah 800 meninggal karena hoax dan teori konspirasi virus corona atau Covid-19.

Editor: Edi Sumardi
SHUTTERSTOCK VIA KOMPAS.COM
Ilustrasi pasien virus corona di Korea Selatan. 

1. Virus corona buatan manusia

Banyak orang percaya, virus corona adalah buatan manusia atau dibuat di laboratorium.

Padahal, para ilmuwan di seluruh dunia sudah memaparkan banyak bukti yang menunjukkan bahwa virus corona secara alami ada di alam.

Ini artinya, virus corona bukan buatan manusia, bukan buatan China, dan bukan buatan Amerika.

Virus corona diduga kuat berasal dari kelelawar, kemudian menular antar hewan, bermutasi dan dapat menular ke manusia, hingga akhirnya menyebar luas dan telah menginfeksi 16,4 juta orang di seluruh dunia.

Ilustrasi pasien virus corona atau Covid-19.
Ilustrasi pasien virus corona atau Covid-19. (AFP/STR/CHINA OUT)

Ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, menjelaskan bagaimana virus corona 100 persen berasal dari alam dan tak ada campur tangan manusia.

Dari riset yang dilakukan para ilmuwan sejauh ini, virus corona SARS-CoV-2 memiliki panjang 30.000 basa.

Ketika virus ini dilihat secara keseluruhan, kesamaannya dengan SARS hanya 80 persen.

"Jadi perbedaan (dengan SARS-CoV) cukup banyak, sekitar 20 persen," ungkapnya.

"Nah, yang terdekat itu (SARS-CoV-2) dengan genomnya coronavirus yang ditemukan pada kelelawar tapal kuda di Yunnan, China," ungkapnya.

"Ini horseshoe bat yang ditemukan di Yunnan ya. Bukan di Tomohon (Sulawesi Utara) atau Jogja. Sebab kasihan juga, kelelawar yang di Tomohon, Jogja katanya mau dibunuh, padahal inangnya beda," imbuhnya.

Ahmad menyampaikan, setiap kelelawar memiliki inangnya masing-masing.

Beda habitat dan spesies kelelawar, juga dapat membedakan inang pada jenis virus corona yang terkandung di dalamnya.

Para peneliti menemukan bahwa kelelawar tapal kuda atau horseshoe bat yang ada di Yunnan, China memiliki kemiripan dengan SARS-CoV-2.

Ahmad mengungkap, tingkat kesamaan virus corona pada kelelawar tapal kuda di Yunnan dengan SARS-CoV-2 adalah 96 persen.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved