Rusia
Tanpa Sebab, Rusia Tiba-tiba Marah & Akan Serang Negara yang Luncurkan Rudal Balistik, Ini Jelasnya?
Artikel tersebut menyusul dokumen yang Presiden Vladimir Putin tanda tangani Juni 2020 lalu tentang kebijakan penangkal nuklir.
TRIBUN-TIMUR.COM - Tanpa Sebab, Tiba-tiba Rusia Marah & Bakal Serang Negara yang Luncurkan Rudal Balistik, Ini Jelasnya
Rusia akan menganggap rudal balistik apa pun yang diluncurkan ke wilayahnya sebagai serangan nuklir yang memerlukan pembalasan nuklir.
• India Jadi Pusing, Tiba-tiba China Bersekutu dengan Pakistan Bangun Jalan Lewati Ladakh, Apa Tujuan?
• Tidak Melanggar, Polisi Ini Tilang Cewek Cantik, Lalu Nembak dengan Surat Tilang, Begini Suratnya?
Nah, militer negeri beruang merah memperingatkan dalam sebuah artikel yang terbit Jumat (7/8/2020) lalu.
Peringatan keras di surat kabar militer resmi Rusia, Krasnaya Zvezda (Bintang Merah) itu ditujukan kepada Amerika Serikat (AS), yang terus mengembangkan senjata non-nuklir jarak jauh.
Artikel tersebut menyusul dokumen yang Presiden Vladimir Putin tanda tangani Juni 2020 lalu tentang kebijakan penangkal nuklir.

Dokumen itu yang mengizinkan penggunaan senjata atom sebagai tanggapan atas apa yang bisa menjadi serangan konvensional yang menargetkan infrastruktur pemerintah dan militer Rusia.
Dalam artikel di Krasnaya Zvezda, perwira senior Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Mayor Jenderal Andrei Sterlin dan Kolonel Alexander Khryapin menyatakan,
tidak akan ada cara untuk menentukan, apakah serangan rudal balistik dilengkapi dengan hulu ledak nuklir atau konvensional, sehingga militer Rusia akan melihatnya sebagai serangan nuklir.
• Pikirnya Istri Sudah Lewat Masa Nifas Jadi Minta Jatah Tapi Ditolak,Suami Aniaya Bayi 40 Hari, Tewas
• LPKM UMI Makassar Latih Nelayan Pangkep Budidaya Rajungan dalam Karamba Jaring, Metode Lebih Lestari
"Setiap rudal yang menyerang akan dianggap membawa hulu ledak nuklir," kata artikel di Krasnaya Zvezda seperti dikutip The Washington Post.
"Informasi tentang peluncuran rudal akan secara otomatis diteruskan ke kepemimpinan militer-politik Rusia,
"yang akan menentukan cakupan tindakan pembalasan oleh pasukan nuklir, tergantung pada situasi yang berkembang," sebut artikel itu

Argumen tersebut mencerminkan kekhawatiran lama Rusia tentang pengembangan senjata yang bisa memberi AS kemampuan
untuk melumpuhkan aset militer utama dan fasilitas pemerintah tanpa menggunakan senjata atom.
Sejalan dengan doktrin militer Rusia, kebijakan penangkal nuklir baru menegaskan kembali,
"Negeri Beruang Merah dapat menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan nuklir