Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inspektorat Bulukumba Temukan Rp 344 Juta Kerugian Negara dari Dugaan Korupsi Bansos Covid-19

Dari hasil audit Inspektorat Bulukumba, ditemukan dugaan mark up anggaran sebesar Rp344 juta, dari total anggaran Rp1,9 miliar.

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/FIRKI
ILUSTRASI: Penyerahan bantuan sosial tersebut diserahkan langsung Bupati Bulukumba AM Sukri Sappewali secara simbolis, kepada warga Kecamatan Ujung Bulu, Rabu (22/4/2020). 

”Ada niatan orang-orang dalam pelaksanaan kegiatan di Dinsos Bulukumba ini yang memanfaatkan hal tersebut, sehingga negara berpotensi mengalami kerugian Rp 400 lebih, dari anggaran sebesar Rp 1,9 Miliar,” kata Gany.

Namun, angka kerugian negara yang ditemukan polisi tersebut belum bersifat pasti.

Pemeriksaan mendalam dalam kasus ini, kata Gany berawal dari kecurigaan pihaknya dalam pengadaan barang dan jasa bantuan ini.

Dalam batuan sembako tersebut, lanjut Gany, ada item tertentu yang berpotensi merugikan negara.

”Contohnya, mie intan perbungkusnya Rp 3000, jadi kalau isi 10 jadi Rp 30 ribu, padahal jika beli satu box hanya Rp 1.800 perbungkus. Nah kenapa tidak beli satu box, kenapa beli satu biji,” kata Gany.

Ternyata setelah ditelisik oleh kepolisian, kata Gany ada perjanjian antara penyedia dan pembeli.

”Ini niat jahat dari oknum tersebut, sehingga kita melakukan penyelidikan lebih mendalam," tambah Gany.

Inspektur Pengawas Daerah (Irwasda) Polda Sulawesi Selatan (Sulsel), kata Gany, telah memberi atensi.

Pasalnya sangat disayangkan ditengah pandemi ini masih ada saja oknum yang coba-coba bermain.

Sebelumnya, Kepala Dinsos Bulukumba, Syarifuddin membeberkan, jika jumlah beras yang diterima oleh warga tetap ada, hanya saja sebanyak 3 kilogram saja bukan 15 kilogram.

Pada perencanaan awal, pihaknya kata Syarifuddin, memang mengusulkan anggaran beras tersebut sebanyak 15 kilogram untuk 5.000 KK.

Namun akhirnya dibatalkan karena adanya bantuan dari stok cadangan beras dari Bulog sebanyak 30 ton dan 9 ton dari Dinas Ketahanan Pangan.

“Jadi dalam refocusing anggaran beras itu tidak jadi kita anggarkan, namun mengganti menjadi gula pasir 2 kg,” jelas Syarifuddin.

Setelah itu, lanjut dia, jumlah penerima bantuan bahan pokok ditambah dari 5.000 menjadi 6.500 KK.

Setiap KK menerima beras 3 kg, gula pasir 2 kg, telur 2 rak, Indomie 40 bungkus dan minyak kelapa 2 liter.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved