Ekonomi Sulsel
Secara Kuartal ke Kuartal 2020, Ekonomi Sulsel Didukung Pertanian, Listrik, Gas, dan Infokom
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan triwulan II-2020 terhadap triwulan I-2020 (q-to-q) mengalami penurunan sebesar 0,41 persen.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan triwulan II-2020 terhadap triwulan I-2020 (q-to-q) mengalami penurunan sebesar 0,41 persen.
Pertumbuhan positif terjadi hanya pada tujuh kategori lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 15,93 persen.
Diikuti oleh Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 5,68 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 4,37 persen dan Informasi dan Komunikasi (infokom) sebesar 3,16 persen.
"Namun, pertumbuhan lapangan usaha tersebut di atas tidak cukup menahan terjadinya kontraksi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan di triwulan II-2020," kata Kepala BPS Yos Rusdiansyah via live streaming, Rabu (5/8/2020).
Hal ini disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan pada 10 kategori lapangan usaha lainnya. Utamanya kontraksi terjadi pada kategori yang memiliki kontribusi besar seperti Industri
Pengolahan dan Konstruksi.
Ekonomi Sulawesi Selatan semester I-2020 dibanding semester I-2019 (c-to-c) mengalami kontraksi -0,51 persen.
Pertumbuhan positif terjadi pada 11 kategori lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 10,14 persen diikuti oleh Jasa Pendidikan sebesar 6,93 persen, dan Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 6,82 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020 terhadap triwulan II-2019 yang tercatat -3,87 persen disebabkan oleh kontraksi yang hampir terjadi pada semua komponen pengeluaran kecuali Ekspor Barang dan Jasa.
Komponen Ekspor Barang dan Jasa tumbuh positif sebesar 11,17 persen yang disebabkan oleh meningkatnya ekspor nikel.
Sementara itu komponen pengeluaran yang lain mengalami kontraksi yaitu komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang mengalami kontraksi sebesar -2,85 persen.
Diikuti oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar -3,64 persen; berikutnya komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar -4,25 persen.
Selanjutnya komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang kontraksi sebesar -13,27 persen.
Sedangkan komponen Impor Barang dan Jasa yang menjadi pengurang dalam perekonomian Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan positif sebesar 12,53 persen.
Struktur PDRB Sulawesi Selatan menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan II-2020 tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang mencakup lebih dari separuh PDRB Sulawesi Selatan yaitu sebesar 55,76 persen.