Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ekonomi Sulsel

Pertumbuhan Ekonomi Sulsel Minus 3,87% di Triwulan II, NA: Yakin Saja Kuartal III di Atas 4%

Ekonomi Sulawesi Selatan betul-betul berada di titik terendah. Alih-alih tumbuh, triwulan II/2020 malah minus 3,87.

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUH FADHLY ALI
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ekonomi Sulawesi Selatan betul-betul berada di titik terendah. Alih-alih tumbuh, triwulan II/2020 malah minus 3,87.

Angka itu berasal dari Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan (BPS Sulsel) yang merilis pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan II-2020, di kantornya Jl Haji Bau Makassar, Rabu (5/8/2020).

Ekonomi Sulsel triwulan II-2020 terhadap triwulan II-2019 turun atau kontraksi minus 3,87 persen year on year (y-on-y) atau secara tahunan.

Namun presentase ekonomi Sulsel tersebut sedikit membahagiakan dibanding ekonomi nasional yang begitu lesu pada minus 5,35 persen, terendah sejak triwulan I/1999 yang mengalami kontraksi minus 6,13 persen.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menilai pertanian di Sulsel tumbuh baik, begitu juga ekspor tumbuh baik.

"Jadi inikan per kuartal, bukan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh, diukur per tiga bulan," katanya.

"Artinya tiga bulan ini di awal pandemi, puncak pelaksanaan PSBB dan sebagainya. Kan lucu kalau tiba-tiba pertumbuhan kita naik saat pandemi. Coba berikan pencerahan kepada masyarakat, ini baru kuartal kedua," jelasnya.

Ia meyakinkan masyarakat bahwa, pada kuartal ketiga ekonomi Sulsel akan tumbuh.

"Kuartal ketiga, percaya saja pertumbuhan ekonomi kita di atas empat persen. Itu berasalan, sektor perdagangan mulai bergeliat, konstruksi sudah jalan, sektor pertanian sudah tinggi, ekspor kita naik. Waktu PSBB bagaimana mau belanja kalau di rumah," katanya.

"Kita sudah luncurkan semua kegiatan. Serapaan anggaran cukup tinggi kok, terus pelelangan barang dan jasa sudah di atas 80 persen, uang sudah berada di masyarakat," jelasnya.

NA menilai, ini jangan dilihat pertumbuhan yang berbahaya. "Kita bisa lihat yang rasa masyarakat, daya beli masyarakat," katanya.

"Kita ukur tiga bulan ini, masa pandemi, PSBB di Makassar dua kali, PSBB Gowa 1 kali, refokusing ini membuat stagnan dialihkan ke dana Covid-19, DAK kita ditarik. Kita mengambil langkah bijak, tetapi jalan, ternyata dikembalikan kan. Nanti kuartal ketiga lihat saja," jelasnya.

Sekretaris Bappelitbangda Sulsel Junaedi Bakri mengatakan, angka minus itu karena memang kebijakan refokusing dan realokasi serta penetapan Pembatasan Sosial Nerskala Besar (PSBB) di Makassar dan Gowa. "Tapi untuk sektor pertanian tetap tumbuh positif," katanya.

Pertumbuhan ekonomi secara nasional mengalami kontraksi yang sangat dalam, sehingga nyaris seluruh provinsi tidak bisa tumbuh positif termasuk Sulawesi Selatan.

"Tidak bisa dipungkiri bahwa penerapan PSBB berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor perdagangan selain itu kebijakan pemerintah pusat terkait refokusing dan realokasi anggaran berimplikasi melambatnya sektor konstruksi," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved