Deretan Kisah Parpol yang Pecah Selama Era Jokowi, Mulai Golkar hingga Berkarya
Belakangan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly memilih mengesahkan Partai Berkarya yang dipimpin Muchdi PR.
Konflik di tubuh partai berlambang Ka'bah perlahan mulai melunak setelah Rommy ditangkap KPK pada Maret 2019 dan digantikan oleh Suharso Monoarfa.
Anggota PPP kubu Djan Faridz perlahan-lahan mulai mengakui dan melebur ke PPP pimpinan Suharso.
• KISAH Ayah Nekat Curi HP untuk Anak Belajar Online, Ditemukan saat Makan Mie di Gubuk Kecil
• VIDEO: Relawan Banjir Bandang Luwu Utara Demo Penanganan Sampah di Pengungsian Meli
Hanura
Konflik Hanura dimulai pada awal 2018.
Perpecahan bermula saat Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) memecat sekjennya Syarifuddin Sudding.
Ia mengaku memecat Sudding karena masalah disiplin organisasi.
Namun, OSO tak membicarakan lebih jauh pelanggaran disiplin yang dimaksud.
Sementara itu, pengurus Partai Hanura yang dimotori Sudding juga memecat OSO dari posisi ketua umum.
Sudding mengklaim langkah ini diambil berdasarkan mosi tidak percaya dari 27 DPD dan lebih dari 400 DPC.
OSO disebut kerap mengambil keputusan yang dilakukan semena-mana, tidak mengacu pada AD/ART partai.
Selain itu, ada juga tudingan bahwa OSO meminta mahar kepada calon kepala daerah yang akan diusung di Pilkada.
Pemecatan OSO itu ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa ( Munaslub) yang digelar pada 18 Januari 2018 di kantor DPP Hanura, Cilangkap, Jakarta Timur.
Badan Pengurus Harian (BPH) Partai Hanura kemudian Marsekal Madya (Purn) Daryatmo sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum.
Namun, SK Kepengurusan Menkumham jatuh ke tangan OSO.
Pada akhirnya, kepengurusan Partai Hanura di bawah kepemimpinan OSO yang menjadi peserta Pemilu 2019.