Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Petinggi dan Eksekutif jadi Kelinci Percobaan Vaksin Covid-19 Sebelum Diujicobakan, Benarkah Aman?

Saat ini pemerintah telah menerima 2.400 vaksin dan akan diujicobakan pada 1.620 sukarelawan.

Editor: Ansar
AFP
Buktikan Vaksin China Aman, Petinggi dan Eksekutif jadi Kelinci Percobaan sebelum Diujicobakan. George Gao Fu, Direktur Chinese Centre for Disease Control and Prevention (CDC) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Publik tengah menyorot keamanan peserta uji klinis Vaksin Covid-19 dari perusahaan China, Sinovac, yang digelar Bio Farma, Agustus ini. 

Netizen Indonesia menuding, penduduk Indonesia jadi kelinci percobaan dalam penelitian pengembangan vaksin.

Saat ini pemerintah telah menerima 2.400 vaksin dan akan diujicobakan pada 1.620 sukarelawan.

"Hanya satu-satunya di dunia, ada pemerintah yang bahagia merelakan rakyat negerinya menjadi kelinci percobaan vaksin dari China.

Sementara China sendiri tak mau mengujicobakan pada rakyatnya sendiri," demikian tulis salah satu pengguna Twitter.

Pengguna Twitter lainnya juga menuliskan hal yang hampir sama, "Jangan mau di vaksin itu semua uji coba.... emang kita mau jadi kelinci percobaan.... ayoo kita lawan jgn mau jadi kelinci percobaan".

Selingkuh dengan Pelakor, Pria ini Nekat Telanjang di Mobil saat Minta Maaf ke Istri, Jadi Tontotan

UPDATE Corona Indonesia: 57.816 Orang Suspek Covid-19, 1.560 Kasus Baru dan Meninggal 62, Sembuh?

Untuk menjawab keraguan publik terhadap keamanan vaksinnya, di China, para petinggi maupun eksekutif perusahaan lebih dulu menjadi kelinci percobaan dan diujicobakan pada publik.

George Gao Fu, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (Chinese Centre for Disease Control and Prevention/CDC), Jumat (31/7/2020) memutuskan menjadi "kelinci percobaan"  untuk menjawab keraguan publik atas uji coba calon vaksin Covid-19.

George Gao Fu memutuskan menjadi peserta uji coba calon vaksin Covid-19, tanpa menyebutkan nama vaksin yang akan disuntikkan ke tubuhnya.

"Bagi saya, suntikan vaksin terkait dengan 'infodemik'," kata George Gao Fu dalam seminar online yang diselenggarakan oleh Universitas Peking dan komite nasional nirlaba swasta tentang Hubungan Amerika Serikat-Tiongkok.

“Ada banyak perdebatan atau orang yang mengklaim bahwa antibodi dari para penyintas ... mungkin tidak dapat melindungi [mereka dari infeksi lain].

Vaksinasi Anda mungkin sia-sia.

"Tapi ini virus baru dan kita tidak tahu itu," kata George Gao Fu seperti dilansir south china morning post.

George Gao Fu mengatakan ingin meningkatkan kepercayaan pada kandidat vaksin yang dikembangkan di China, di mana industri farmasi telah dilanda skandal vaksin.

“Ada [keraguan] bahwa kami benar-benar dapat memproduksi vaksin sendiri dalam waktu sesingkat itu. Itulah mengapa saya maju sebagai tikus dalam model binatang ... untuk mengucapkan kata-kata ini: Saya yakin. Saya sehat. Saya baik-baik saja, ”kata George Gao Fu.

tribunnews
Satu paket vaksin eksperimental untuk Covid-19 di Quality Control Laboratory di the Sinovac Biotech, Beijing, China. Gambar diambil pada 29 April 2020. (AFP/NICOLAS ASFOURI)

Saat farmasi China berlomba mengembangkan empat jenis vaksin:  tidak aktif, vektor-virus, mRNA dan protein rekombinan, untuk melawan Virus SARS-CoV-2 pemicu Covid-19.

George Gao Fu dan rekan-rekannya di Chinese Academy of Sciences telah mengembangkan vaksin protein rekombinan potensial yang kini memasuki fase II uji klinis.

Kepala CDC bukanlah ilmuwan Tiongkok pertama yang menjadi kelinci percobaan dan disuntik calon vaksin eksperimental.

Mayor Jenderal Chen Wei dari Akademi Ilmu Kedokteran Militer (Academy of Military Medical Sciences), di mana timnya mengembangkan calon vaksin Covid-19 dengan perusahaan CanSino Biologics yang berbasis di Tianjin, menyuntikkan dirinya dengan vaksin percobaan ini sebelum diberikan kepada sukarelawan fase I.

Dan Liu Jingzhen, Sekretaris Partai Komunis dari Grup Sinopharm milik BUMN China, adalah salah satu dari 180 eksekutif senior yang mendapatkan suntikan satu dari dua vaksin tidak aktif yang dikembangkan oleh anak perusahaan grup tersebut.

Para eksekutif diberi suntikan sebelum uji coba pada manusia untuk menunjukkan bahwa mereka aman dan memicu respons imun.

 Selingkuh dengan Pelakor, Pria ini Nekat Telanjang di Mobil saat Minta Maaf ke Istri, Jadi Tontotan

 UPDATE Corona Indonesia: 57.816 Orang Suspek Covid-19, 1.560 Kasus Baru dan Meninggal 62, Sembuh?

Secara keseluruhan, sekitar 1.000 karyawan kelompok telah mengambil vaksin eksperimental dalam Uji Coba manusia fase III.

Selama seminar, George Gao Fu juga mengatakan bahwa para ilmuwan dari Cina dan Amerika Serikat harus bekerja sama untuk melawan Covid-19.

"Jika kita tidak bekerja sama, virus akan bekerja bersama, dan mungkin di masa depan kita mungkin memiliki Covid-20 yang lain ... Kita harus terus berdialog untuk menjaga keterbukaan, transparansi, dan kerja sama," katanya.

Sebanyak 13 perusahaan China sedang membangun fasilitas untuk meningkatkan produksi vaksin dan vaksin tidak aktif Sinopharm diharapkan siap untuk pasar pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.

George Gao Fu mengatakan negara-negara perlu bekerja sama untuk menemukan cara untuk mendistribusikan vaksin, yang dianggap China sebagai barang publik.

“Kita [harus] membagikan produk publik ini. Kita perlu menemukan cara ... untuk membagikan vaksin di beberapa daerah, seperti negara berpenghasilan rendah dan menengah di mana mereka membutuhkan vaksin tetapi tidak mampu [mereka], " katanya.

Indonesia akan segera menggelar uji klinis tahap tiga vaksin Covid-19 asal China, Sinovac.

Saat ini pemerintah telah menerima 2.400 vaksin. Uji coba dilakukan pemerintah bekerja sama dengan PT Bio Farma.

"Rencana kita awal Agustus kalau lancar itu sudah bisa dilakukan uji klinis tahap tiga," kata Corporate Secretary PT Bio Farma Bambang Heriyanto seperti dilansir kompas.com

Setibanya di Indonesia , vaksin itu harus lebih dulu dikarantina sehingga tidak bisa langsung digunakan.

Sebanyak 2.400 vaksin diperuntukkan bagi 1.620 sukarelawan.

Adapun satu vaksin Sinovac digunakan untuk satu orang.

Sisanya, kata Bambang, sudah dialokasikan untuk keperluan uji klinis juga.

"Ini dosisnya dosis tunggal tinggal pakai. Vaksinnya sudah ada di dalam kemasan jarum suntik jadi tinggal disuntikkan ke sukarelawan," ujar dia.

Butuh Rp 25 triliun-Rp 30 triliun

Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan menyebutkan, pemerintah harus menyiapkan sekitar Rp 25 triliun-Rp 30 triliun untuk uji klinis vaksin Covid-19.

Perkiraan angka tersebut dikalkulasikan dengan perkiraan harga vaksin yang mencapai 5-10 dollar AS, dikalikan dengan 175 juta vaksin.

"Kalau katakanlah 5 dollar itu harganya dan dijual lebih kurang dengan harga yang sama, berarti negara harus mengalokasikan lebih kurang sekitar Rp 25 sampai 30 triliun-lah harus disiapkan," kata Dany, Minggu.

Adapun angka 175 juta vaksin dihitung berdasarkan reproduction number (R0) yang mencapai angka 2 hingga 3. R0 merupakan angka pertambahan kasus Covid-19 tanpa intervensi atau secara alami.

Jika kasus Covid-19 dinyatakan R0 sekitar 2,5, artinya secara alami tanpa intervensi satu orang yang positif Covid-19 akan menularkan dua hingga tiga orang.

Atau, bisa juga dimaknai muncul dua hingga tiga kasus baru secara rata-rata.

"Kalau indikator-indikator Covid kita R0-nya itu kan katakanlah di dua atau tiga, berarti kita itu lebih kurang perlu 174 atau 175 juta vaksin," ucap Dany.

"Negara harus mengalokasikan itu," lanjut dia.

Pendekatan B2B

Dany juga menyampaikan bahwa uji klinis vaksin Sinovac asal China dilakukan Pemerintah Indonesia dengan pendekatan business to business (B2B), bukan government to government (G2G).

Namun demikian, Dany menyebutkan, pemerintah bakal menggunakan pendekatan G2G dalam melakukan negosiasi harga vaksin yang bakal diuji klinis.

"Dalam pemahaman yang didapatkan dari berbagai paparan dari Pak Menristek, dari Menkes itu sebenarnya penjajakan awal secara B2B," kata Dany.

Selain itu, menurut Dany, pemerintah bakal menyiapkan payung hukum terkait pendekatan B2B yang digunakan dalam negosiasi uji klinis vaksin Sinovac tersebut.

"Tapi, business to business yang dipayungi oleh regulator dalam hal ini memayungi, negara menyiapkan milestone-nya, menyiapkan pasar, support of technology juga join riset dengan BPPT dengan Kemenristek," ucapnya. (scmp/kompas.com)

Sebagian artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Uji Klinis Vaksin Covid-19 Asal China: Anggaran dan Kekhawatirannya..."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved