Akhirnya Nadiem Makarim Minta Maaf Terkait Kisruh Program Organisasi Penggerak, KPK Ikut Bereaksi
Nadiem juga mengatakan Tanoto Foundation dan Putera Sampoerna Foundation tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
TRIBUN-TIMUR.COM- Sejumlah organisasi memutuskan mengundurkan diri dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Berawal dari Muhammadiyah, lalu Nahdlatul Ulama, hingga Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) keluar dari gagasan Menteri Nadiem Makarim tersebut.
Menteri Nadiem Makarim pun mendatangi kantor Pusat Pimpinan (PP) Muhammadiyah pada Rabu (29/7/2020).
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.
• Apa Itu Organisasi Penggerak? Program Nadiem yang Dinilai Miliki Kejanggalan hingga Tuai Polemik
"Mendikbud Nadiem Makarim silaturrahim ke PP. Muhammadiyah didampingi staf khusus," kata Mu'ti.
Mu'ti menuturkan, kedatangan mantan CEO Gojek tersebut bertujuan untuk menyampaikan permintaan maaf serta berjanji akan mengevaluasi Program Organisasi Penggerak (POP).
Muhammadiyah ujar Mu'ti, mengapresiasi permohonan maaf tersebut, tetapi belum dapat menentukan sikap ke depan terkait program POP.
• KABAR BURUK untuk Menteri Nadiem, Siswi SMP Jual Diri Demi Beli HP dan Kuota untuk Belajar Online
Sementara itu Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU, Z. Arifin Junaidi menanggapi permintaan maaf Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyoal kisruh Program Organisasi Penggerak (POP).
Saat dihubungi Tribun, Arifin menyatakan organisasinya enggan bergabung kembali dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud.
"Tidak (mau bergabung kembali)," ujarnya, Rabu (29/7/2020).
Ada sejumlah alasan mengapa pihaknya menolak bergabung. Pertama, Nadiem tidak mau mencoret Tanoto dan Sampoerna dari daftar penerima POP.
• ILC TV One Ulas Menteri Jokowi Nadiem Makarim Diprotes NU & Muhammadiyah Beri Duit ke Yayasan Kaya
Bisa dipastikan organisasi-organisasi tersebut tidak mau dimasukkan daftar karena tidak dapat dana dari POP.
Selanjutnya menurut Arifin, Nadiem menyatakan akan mengevaluasi penerima dana POP tapi organisasi yang sudah lolos tetap saja percaya diri melaksanakan tahapan-tahapan program.
"Evaluasi membutuhkan waktu, ini berakibat waktu pelaksanaan POP semakin sedikit," tambah dia.
Nadiem Makarim sebelumnya menyampaikan permintaan maafnya melalui video berdurasi 2,36 menit di akun resmi Kementerian Pendidikan pada Selasa (28/7/2020).