Brompton
JANGAN Sampai Kayak Tessa Kaunang Niat Hati Gowes Pakai Brompton Malah Ketipu di Bukalapak
Artis Tessa Kaunang tertipu dan sudah melaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (28/7/2020) petang.
"Akhirnya saya transaksi dan prosedur yang saya lakukan sesuai, yaitu transfer ke virtual account yang keluar dari tempat belanja itu," ungkapnya.
"Satu jam kemudian ada yang telepon saya dan bilang, 'kami dari belanja online tersebut. Karena ibu mendapat diskon 60 persen jadi ibu harus mengaktivasi vocher diskon' gitu," tambahnya.
Wanita bernama lengkap Thessalonica Indria Roxana Aryani Anes Kaunang itu mengaku diberikan link oleh oknum penipu tersebut, yang kemudian diminta memasukan OTP.

"Saya ini memang bisa dibilang gaptek. Baru pertama kali belanja online di tempat ini. Saya pas masukin kode OTP langsung sesuai prosedur. Habis itu orangnya sempet telpon lagi, 'ibu jangan dibuka websitenya masih diaktivasi kode diskon'. Saya ikuti. Habis itu tidak ada kabar lagi," jelasnya.
Namun, tiba-tiba di akun eccomercenya muncul notifikasi kalau pembelian sepeda brompton seharga Rp 23 Juta itu sudah selesai, atau tertera Tesaa sudah menerima pengiriman barang pesanan sepeda tersebut.
"Ya saya kaget ya. Barang aja belum dikirim tapi saya sudah menrima," katanya.
Bagi Tessa Kaunang, uang sebesar Rp 23 juta sangat besar baginya sehingga ia ingin uangnya kembali agar bisa beli sepeda yang lain lagi.
"Karena nyari uang kan susah ya. Saya cari uang pun tidak dengan halusinasi atau gimana. Makanya, karena pengin uang saya balik, saya lapor ke polisi," ujar Tessa Kaunang.

Tentang Brompton, Sepeda Ngehits yang Harganya Selangit
Ditawarkan dengan harga selangit namun sepeda Brompton tetap diburu dan ngehits di kalangan goweser atau pesepeda.
Ddibanderol dengan harga yang terbilang fantastis. Mulai dari Rp 35 juta hingga ratusan juta rupiah, bagaimana kisah sepeda brompton ini bermula? Simak sejarahnya.
Brompton dirancang pertama kali pada 1975 oleh Andrew Ritchie, di South Kensington, London,
Inggris.
Bermula dari kesulitan Ritchie memasukkan sepeda konvensional ke apartemennya sehingga ia
ingin menciptakan sepeda yang ringkas dan bisa dilipat.
Nama Brompton dipilih karena apartemen Andrew menghadap ke Brompton Oratory di South
Kensington, London.
Pada 1981, sepeda lipat ini pertama kali diproduksi di Kota Brentford, Inggris dan terciptalah sepeda ukuran 28x60x60 cm atau 3,56 kaki kubik setelah dilipat.