Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Besok, Jamaah An-Nadzir Rayakan Iduladha 1441 H

Jamaah An-Nadzir adalah kelompok organisasi Islam yang memiliki perkampungan di Jl STPP Gowa, Romang Lompoa, Bontomarannu, Kabupaten Gowa.

Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Jemaah An Nadzir menyalurkan hak politiknya pada pemilu 2019 di TPS 08 Kampung Buta Ejaya, Kelurahan Rommang Lompoa, Kecamatan Bonto Marannu, Gowa, Sulsel, Rabu (17/4). 

TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Jamaah An Nadzir menjadwalkan pelaksanaan salat id Hari Raya Iduladha 1441 H pada Kamis (30/7/2020) pagi esok hari ini.

Pelaksanaan salat Iduladha jemaah An-Nadzir ini lebih cepat sehari dibandingkan Pemerintah Republik Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Pimpinan Jemaah An-Nadzir, Ustaz M Samiruddin Pademmui, kepada Tribun Timur, Rabu (29/7/2020).

"Pelaksanaan Shalat Iedul Adha 1441 H / 2020 M Jemaah An-Nadzir dilaksanakan pada Kamis 30 Juli 2020 besok," katanya kepada Tribun.

Ustaz Samir mengatakan, salat Iduladha Jemaah An-Nadzir akan digelar di halaman Masjid Baitul Muqaddis Perkampungan Jemaah An-Nadsir, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.

Para jemaah An-Nadzir akan mengenakan pakaian khas berwarna hitam.

Laki-laki memakai celak, sementara perempuan menggunakan cadar penutup muka dan jilbab besar.

"Akan diikuti oleh sekitar 500-an Jemaah An-Nadzir," terangnya.

Ustadz M Samiruddin Pademmui menjelaskan, Jemaah An-Nadzir menetapkan 1 Dzulhijjah 1441 Hijriah jatuh pada Senin 20 Juli 2020 lalu.

Sehingga 10 Dzulhijjah jatuh pada 30 Juli 2020.

Penetapan 1 Dzulhijjah tersebut diputuskan setelah melakukan pemantauan bulan oleh tim tujuh.

"Berdasarkan laporan pemantauan tim tujuh, terjadi pergantian bulan tanggal 19 Juli jam 1 siang. Jadi terhitung 1 Dzulhijjah pada 20 Juli," katanya kepada Tribun Timur, Rabu (29/7/2020).

"Sehingga pada tanggal 30 Juli 2020 sudah masuk 10 Dzulhijjah," tambah Ustadz Samir.

Keputusan Jemaah An-Nadzir, kata Samir, juga dikuatkan melalui pengamatan terhadap sempurnanya Purnama.

Ia menjelaskan, pemantauan bulan tahap pertama dilihat pada purnama Bulan.

"Purnama itu kan pada 14, 15, 16. Di situ kita menemukannya. Ada semua tanda-tandanya," ujarnya.

Tahap terakhir, katanya, jemaah atau tim tujuh melakukan pengamatan terhadap tanda-tanda atau fenomena alam.

Seperti angin, kilat, dan pasang air.

Jamaah An-Nadzir adalah kelompok organisasi Islam yang memiliki perkampungan di Jl STPP Gowa, Romang Lompoa, Bontomarannu, Kabupaten Gowa.

Dari tinjauan bahasa Arab, An-Nadzir memiliki makna pemberi peringatan, bukan hanya pengikutnya melainkan juga masyarakat umum.

Jemaah An-Nadzir ini memiliki ciri khas yaitu rambut pirang dan memakai celak bagi laki-laki. Sementara bagi perempuan menggunakan cadar penutup muka dan jilbab besar.

Ciri khas tersebut dilakukan jemaah An-Nadzir untuk mengikuti ajaran Rasulullah yaitu memanjangkan rambut dan berwarna pirang.

Jemaah ini juga memiliki perbedaan dalam penetapan waktu salat. An-Nadzir menggunakan alat pengukur bayangan matahari.

Misalnya shalat Zuhur ditetapkan pukul 16.00 Wita, ashar pada pukul 16.30 Wita, serta Magrib ketika senja dan langit gelap lalu waktu isya dilakukan menjelang subuh yakni pukul 05.00 Wita.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved