Wisuda Tak Normal di Masa New Normal Covid-19, Ini Pesan Menggugah Rektor ke Wisudawan UIN Alauddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wisuda tak normal di masa New Normal Covid-19, ini pesan menggugah rektor ke wisudawan UIN Alauddin.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Aqsa Riyandi Pananrang
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wisuda tak normal di masa New Normal Covid-19, ini pesan menggugah rektor ke wisudawan UIN Alauddin.
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar wisuda untuk program diploma, sarjana, dan dokter angkatan ke-86, Selasa (28/7/2020).
Wisuda ini berlangsung secara virtual dengan memanfaatkan aplikasi Zoom, dan disiarkan langsung di channel Youtube UIN Alauddin Makassar.
Namun, wisudawan terbaik diundang hadir sebagai perwakilan di Sultan Alauddin Hotel & Convention, Jl Sultan Alauddin, Tamalate, Makassar.
• Bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah Jelang Idul Adha, Lengkap Jadwal, Arti, dan Keutamaannya
Hal itu dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.Prosesi wisuda terbaik pun dilakukan tanpa adanya salaman dengan rektor. Wisudawan mengambil sendiri ijazah di depan rektor
Acara wisuda virtual angkatan 86 ini dibagi beberapa sesi. Hari ini sesi pertama untuk Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK).
Adapun jumlah wisudawan sebanyak 238 orang.
"Kita lakukan secara berkala, berkelompok fakultas. Dan kita akan melanjutkan," kata Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis.
Prof Hamdan mengatakan bahwa fakultas lainnya akan menyusul dan akan digelar secara daring juga.
"Fakultas lainnya akan menyusul. Insya Allah kita akan mengatur pelaksanaannya fakultas-fakultas lainnya. Kita melihat situasi dan tetap melakukannya secara online," katanya.
Pesan Rektor

Prof Hamdan mengungkapkan bahwa wisuda virtual ini pertama kalinya dilakukan dalam sejarah UIN Alauddin.
Hal tersebut dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus Corona (Covid-19).
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah UIN Alauddin, hari ini kita merayakan acara wisuda virtual, wisuda tanpa tatap muka, tetapi tatap maya. Wisuda virtual ini adalah pilihan terakhir bagi kita sebagai salah satu usaha untuk memutus transmisi pandemic Covid 19," katanya.
Prof Hamdan mengatakan bahwa model wisuda daring ini tidak ada yang menghendaki.
"Sejatinya, tidak ada yang menghendaki acara wisuda dengan model seperti ini, wisuda tanpa keseruan dan keramaian selfi-selfi, wisuda tanpa tukang photo dengan latar belakang yang beraneka ragam, wisuda tanpa hiruk pikuk keluarga yang mengantar, wisuda tanpa acara syukuran makan-makan di rumah kos masing-masing," katanya.
Wisuda kali ini, kata dia, adalah sejarah baru bagi wisudawan. Dimana wisudawan menatap komputer/laptop atau hp anda tanpa ditemani wisudawan/wisudawati lain.
"Wisuda yang dilakukan di rumah masing-masing, hanya didampingi oleh orang tua dan keluarga sendiri. Tentu, pengalaman unik ini tidak hanya dialami oleh kita di UIN Alauddin Makassar, tetapi semua perguruan tinggi dimanapun dia berada, selama masih berada di kolong langit ini, pasti akan mengalami hal yang sama," lanjutnya.
Olehnya itu, dia menyebut wisuda virtual ini adalah takdir yang tidak bisa dilawan.
"Wisuda virtual ini, sekali lagi, adalah takdir bagi kita semua yang tidak bisa kita lawan. Namun demikian, sebagai Rektor, saya tetap berharap acara wisuda virtual ini tidak mengurangi kekhidmatan dan kegembiraan kita semua," katanya.
Prof Hamdan pun menyampaikan selamat kepada seluruh wisudawan dan wisudawati. "Tetaplah menjadi terbaik dimanapun anda berkarya dan berkarir," katanya.
Pesan Penting untuk Wisudawan
Dalam kesempatan tersebut, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis menyampaikan dua pesan penting kepada wisudawan.
"Pada momentum acara wisuda virtual ini, sebagai rektor, saya ingin menyampaikan dua pesan penting kepada seluruh wisudawan dan wisudawati dimana pun kalian berada," katanya.
Pertama, kata dia, pandemi Covid-19 ini telah mengajarkan kepada kita semua bahwa pengetahuan atau skill kepada teknologi dan penguasaan informasi menjadi kunci kesuksesan dalam menjalani kehidupan yang tidak menentu ini.
Dua hal ini, lanjutnya, adalah sebuah keniscayaan bagi siapa saja yang tidak ingin digilas oleh zaman.
"Oleh karena itu, sebagai rektor, saya ingin berpesan kepada seluruh wisudawan wisudawati untuk tidak menjadi bagian dari permissive society, masyarakat yang tidak mau tahu dan tidak peduli terhadap perkembangan teknologi dan informasi," jelasnya.
Dia mengatakan bahwa wisudawan dituntut untuk terus adaptif terhadap perkembangan zaman sehingga tetap bisa berdialog dan bernegosiasi dengan tuntutan dan perubahan zaman.
"Sebagai seorang sarjana, tentu anda akan mengalami tantangan baru yang lebih kompleks di luar sana. Kalau masa perkuliahan anda di kampus, anda sering melakukan demonstrasi dengan cara menutup jalan, membakar ban bekas dan berdiri dengan gagah di atas truk, maka sebagai seorang sarjana, tentu demonstrasinya harus berbeda," sambungnya.
Penulis buku melawan takdir ini juga mengatakan bahwa demonstrasi di dunia kerja berbeda ketiak menjadi mahasiswa. Demonstrasinya pun kata dia harus adaptif, situasional dan kontekstual.
"Demonstrasi yang berbasis high tech dan high touch. Tengoklah anak-anak muda sukses di usia muda, demo-demo mereka adalah demo teknologi, demo digital, demo informasi. Sebagai Rektor, saya tentu berharap kepada anakku wisudawan/wisudawati untuk menjadi aktor dari generasi digital, generasi start up yang tidak mau kalah dengan alumni-alumni perguruan tinggi lain," katanya.
Kiprah dan prestasi wisudawan wisudawati diharapkan akan mengangkat nama baik UIN Alauddin Makassar.
"Oleh karena itu, pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan selamat kepada tiga orang mahasiswa kita dari prodi Kimia Fak. Sains dan Teknologi yang berhasil menyabet penghargaan best poster pada ajang Lomba Karya Tulis dan Inovasi Nasional (LKTIN) di Politeknik Negeri Samarinda. Di tengah pandemic ini, mahasiswa kita terus mengharumkan nama UIN Alauddin Makassar di luar sana. Sekali lagi selamat," katanya.
Lebih lanjut, rektor kelahiran Bone, 31 Desember 1970 itu memaparkan pesan keduanya.
Menurutnya, pandemi telah memberi dampak yang begitu besar dalam berbagai sendi kehidupan kita, terutama ekonomi.
"Sebagai Rektor, saya ingin menyampaikan kepada seluruh orang tua dan keluarga besar wisudawan/wisudawati bahwa bukan hanya keluarga dan orang tua mahasiswa yang terkena dampak besar dari Pandemic Covid 19, tetapi perguruan tinggi juga mengalami tantangan yang luar biasa dari Covid 19," katanya.
Anggaran-anggaran yang tadinya dimiliki universitas dan diperuntukkan untuk berbagai kegiatan pengembangan akademik, infrastruktur dan kemahasiswaan, lanjut dia, semuanya dialokasikan pada kepentingan covid 19.
"Ini tentu menjadi tantangan yang berat bagi universitas kita sekarang ini. Namun demikian, sebagai wujud keberpihakan kepada kondisi ekonomi mahasiswa kita, kita telah mengeluarkan kebijakan pengurangan Uang Kuliah Tunggal (UKT)," katanya.
Kebijakan pengurangan ini kata dia adalah langkah alternatif untuk tetap menyelamatkan lembaga dan memihak kepada kondisi mahasiswa.
"Sebagai Rektor, saya juga ingin menyampaikan bahwa dalam era Covid-19 ini, kita juga dipaksa untuk melakukan proses pembelajaran daring. Tidak hanya di Perguruan Tinggi, tetapi semua lembaga pendidikan melakukan hal yang sama," jelasnya.
Sehingga, masalah kebutuhan terhadap kuota internet, kata dia, telah menjadi masalah umum bagi semua orang tua saat sekarang ini.
"Kita tentu bersyukur bahwa UIN Alauddin telah berinvestasi begitu besar beberapa tahun yang lalu untuk memperkuat bandwith internet, server dan platform kita.
Tiga hal ini menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran virtual. Bandwith internet kita meskipun masih kalah dengan perguruan tinggi negeri lain, tetapi setidaknya bisa memperkuat sistem integrasi data kita terutama dalam proses pembelajaran daring ini," tutupnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Rudi Salam