Tribun Wajo
Melihat Anak-anak Korban Banjir Wajo Belajar via Online di Posko Pengungsian
Sesekali ia tengkurap. Ada juga yang menggunakan seragam olahraga dan pakaian sehari-hari.
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Sudirman
TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Tak ada bangku, tak ada meja. Beberapa anak sekolah berseragam pramuka duduk menunduk sambil menulis.
Sesekali ia tengkurap. Ada juga yang menggunakan seragam olahraga dan pakaian sehari-hari.
Begitulah pemandangan di bawah tenda jingga, posko pengungsian korban banjir di Kelurahan Watallipue, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sabtu (25/7/2020).
Pandemi virus corona, memaksa pelajar belajar dari rumah. Ditambah lagi, banjir yang sudah merendam Kabupaten Wajo dua bulan terakhir kian merunyamkan kondisi.
Ada sekitar 7 anak yang didampingi orang tuanya sedang belajar via online.
Anak yang kelasnya lebih tinggi, semisal kelas 5 dan 6 sekolah dasar (SD), bisa secara mandiri mengikuti perunjuk gurunya yang ada di WhatsApp Grup.
Bagi yang kelasnya lebih rendah, seperti kelas 3, 2 dan 1 masih perlu arahan.
Bahkan, sifat dasar anak-anak yang senang bermain kadang membuat orang tuanya kewalahan mengarahkan.
Salah satu orang tua murid, Marwah bercerita perihal suka dukanya mendampingi anak belajar.
Paling disoal, tentu saja masalah kuota internet.
"Kendala utamanya itu di kuota, kalau sudah habis kuota, tidak belajar lagi," katanya kepada Tribun Timur.
Bahkan, ada juga kendala serius. Tak semua anak memiliki smartphone. Marwah menyebutkan, bagi mereka yang tak memiliki smartphone sudah tidak belajar lagi.
"Tapi gurunya pernah datang ke sini (posko), sudah diberi kebijakan, apalagi saat seperti sekarang banjir," katanya.
Proses belajar dimulai sekitar pukul 8 pagi. Ada jam istirahat yang diberikan. Berakhir pukul 12 atau pukul 1 siang.