Banjir Bandang Luwu Utara
BMKG Tepis Isu Banjir Bandang Luwu Utara Berkaitan dengan Gempa
BMKG memberikan analisisnya terkait getaran gempa bumi yang dirasakan masyarakat sekitar dan juga kejadian banjir bandang.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Imam Wahyudi
Namun, sejumlah wilayah lainnya justru harus tetap mewaspadai curah hujan yang bisa terjadi dengan intensitas tinggi hingga sangat tinggi.
Berdasarkan pengukuran hujan sampai ke bumi dan estimasi dari satelit cuaca, memperlihatkan bahwa salah satu penyebab terjadinya banjir bandang adalah akumulasi curah hujan yang terjadi dalam beberapa hari sebelumnya.
"Dengan intensitas sedang hingga lebat yang turun di wilayah Masamba dan sekitarnya, terutama di wilayah perbukitan sebelah utara dan timur laut," imbuh Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam siaran resminya.
BMKG menyebutkan, untuk mengetahui penyebab banjir bandang yang sesungguhnya diperlukan kajian yang komprehensif berdasarkan data lapangan.
Khususnya kondisi daerah aliran sungai dan kondisi lahan di wilayah hulu.
"Apakah terjadi penggundulan hutan atau konversi lahan yang dapat memicu terjadinya peningkatan aliran permukaan (run off), sehingga memicu terjadinya banjir bandang," tuturnya.
Banjir bandang Luwu Utara telah menewaskan 38 orang, sekitar 15 ribu warga mengungsi dan kerugian ditaksir mencapai Rp 50 miliar.