Pilkada Serentak 2020
Kampanye di Tengah Pandemi Corona, Begini Saran Direktur Elekta
Berbeda pilkada-pilkada sebelumnya, saat ini kandidat diperhadapkan dengan situasi pandemi Covid-19.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tahapan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020 bergulir lagi setelah sempat ditunda gegara pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).
Khusus di Sulawesi Selatan (Sulsel) pesta demokrasi digelar 12 kabupaten dan kota pada 9 Desember 2020.
Meski tahapan pendaftaran pasangan bakal calon di Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih dua bulan lagi, publik saat ini sudah geger dengan bakal wali kota maupun bupati.
Berbeda pilkada-pilkada sebelumnya, saat ini kandidat diperhadapkan dengan situasi pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, baik kandidat maupun tim pemenangan harus lebih adiktif merespon kondisi tersebut.
Menurut Direktur Utama Elekta Reasearch Indonesia, Adi Jalarambang, dalam situasi pandemi seperti saat ini, para kandidat harus mematuhi protokol kesehatan saat kampanye, sesuai aturan PKPU.
"Seperti yang tertuang dalam aturan PKPU 6 tahun 2020, tentang pembatasan jumlah peserta dan mengupayakan metode daring saat kampanye membuat pergerakan tim pemenangan menjadi terbatas. Oleh karena itu strategi kerja bagi tim pemenangan harus lebih adaptif," katanya kepada Tribun via pesan WhatsApp, Kamis (23/7/2020).
Dengan adanya aturan kampanye yang ketat, kata Adi, sapaannya, penggunaan platform digital menjadi instrumen vital dalam proses pemenangan kandidat. Pola-pola peningkatan elektabilitas kandidat pun akan berubah.
"Ini sebuah tantangan baru di dunia politik, akan ada adu strategi baru bagi masing-masing tim pemenangan yang lebih condong pada penggunaan teknologi, khususnya internet. Penguasaan teknologi dan penetrasi internet menjadi tantangan tersendiri bagi para kandidat," katanya lagi.
Pada Mei 2019, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan angka pengguna internet di Indonesia tidak jauh berbeda, yakni 64,8%.
"Yang wajib diperhatikan saat kampanye metode daring adalah penetrasi internet di sebuah wilayah. Jika masih rendah, maka diperlukan cara-cara lain yang lebioh efektif namun tidak melanggar protocol Kesehatan yang ada," ujarnya menambahkan.
Tidak hanya soal kampanye, menurut Adi, komitmen dan kepedulian kandidat terhadap pandemi covid-19 juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan masyarakat.
Meskipun Indonesia telah memasuki era normal baru, hingga saat ini kondisi pandemi belum menunjukkan tanda-tanda akan usai.
Menurut Adi, kandidat harus jeli melihat kondisi ini, termasuk menawarkan solusi pencegahan maupun penanganan baik dalam konteks Kesehatan maupun perekonomian masyarakat.
"Memulihkan kondisi ekonomi adalah poin penting yang harus diperhatikan para kandidat. Saya rasa hal ini akan menjadi faktor yang mempengaruhi pilihan masyarakat," ungkapnya.