Tribun Economic Outlook
Bisnis Hotel di Tengah Pandemi, Anggiat Sinaga: Strategi Diluar Nalar Sudah Dilakukan
Strategi bisnis di luar nalar sudah dilakukan Phinisi Hospitality Indonesia. Hal itu disampaikan oleh CEO Phinisi Hospitality Indonesia
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Strategi bisnis di luar nalar sudah dilakukan Phinisi Hospitality Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh CEO Phinisi Hospitality Indonesia, Anggiat Sinaga dalam Tribun Economic Outlook #1 melalui jaringan virtual YouTube dan Facebook Tribun Timur, Rabu (22/7/2020).
Program ini dipandu langsung oleh Pemimpin Umum Tribun Timur Andi Suruji, CEO Phinisi Hospitality sekaligus ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga dan Ekonom Unhas Dr Anas Iswanto Anwar Makkatutu MA.
"Ini tantangan, ketika kita tawarkan Wedding Drive Thru, banyak yang belum mau tapi rasanya kita belum siap untuk New Normal," katanya.
Menurutnya, strategi di luar nalar dilakukan tapi belum bisa membuat bisnis hotel normal kembali.
Sementara itu, Ekonom Unhas, Dr Anas Iswanto Anwar Makkatutu MA dalam kondisi pandemi Covid-19 adalah terlihat aneh.
"Siapa yang pernah pikir kita takziah lewat zoom, dan inilah kondisi yang harus kita hadapi," katanya.
Anwar mengatakan, masyarakat tak pernah memikirkan yang tak pasti. Karena selama ini masyarakat dan pebisnis dininabobokan dengan kondisi normal.
"Semua kita bingung karena kita tak pernah memikirkan strategi dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini," katanya.
Ia membagi tiga fase yakni pertama, kondisi bisnis akhir 2019 global ekonomi sudah mulai turun.
Fase kedua, setelah adanya pembatasan maka, bisnis hotel terganggu.
"Sekarang ini kan tak ada event dan tamu maka tak ada tamu. Ada juga hotel yang menjadikan hotelnya sebagai hotel karantina," katanya.
Fase ketiga, bisnis masuk ke kehidupan new normal.
"Repotnya adalah teman-teman kesulitan untuk dapat tamu, porsi terbesar juga adalah event. Ada beberapa hotel yang membuka dengan berbagai protokol kesehatan," katanya.
Menurutnya, orang dalam event sudah berkurang.
"Semua harus kita berdayakan, maka bagi saya beruntung hotel yang mempunyai data base konsumen. Hotel bisa menjual makanan," katanya.(*)