Mendesakkah Reshuffle Kabinet?
Dalam rapat kabinet 18 Juni lalu, Presiden Jokowi menyatakan kekecewaannya terhadap kinerja para menteri Kabinet Indonesia Maju
Pada survei ini juga diberikan kebebasan alasan karena memilih jawaban.
Pada pilihan survei paling banyak Responden memberikan alasan bahwa pada pemerintahan itu ada dua fokus analisa koordinasi yaitu sikap presiden dan respons menteri.
Dari akumulasi tindakan nyata yang dirasakan masyarakat, dikatakan baik jika tingkat kepuasan yang dirasakan oleh masyarakat naik, dan dikatakan tidak baik, jika memiliki tingkat kepuasan sama dengan sebelumnya atau lebih rendah.
Selain itu, pada pemerintahan periode ini ketidaktegasan dalam penyelesaian berbagai masalah di tengah virus corona juga seringkali terjadi.
Kedua, Perlukah reshuffle kabinet dilakukan saat ini?

Dari hasil survei pada pertanyaan kedua, menunjukan 121 Responden paling banyak memilih perlu untuk dilakukannya reshuffle kabinet.
Kemudian, 27 responden memilih tidak perlu melakukan reshuffle kabinet. Terakhir, 24 responden memilih untuk tidak menjawab. Dari 172 responden kami, mayoritas memilih untuk dilakukannya reshuffle kabinet.
Alasan responden yang memilih pilihan terbanyak dikarenakan permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat begitu kental terasa, sehingga memberikan gambaran bahwa kinerja para menteri tidak berjalan dengan baik.
Namun, di samping itu, mengganti menteri bukan perkara mudah, menteri yang ditunjuk sebelumnya memiliki kapabilitas masing-masing sehingga menjadi menteri, serta tidak ada jaminan juga setelah di reshuffle jajaran kementerian menjadi lebih baik
Ketiga, Jika perlu, kementerian mana yang sebaiknya menterinya di-reshuffle?

Dari hasil survei pada pertanyaan ketiga, menunjukkan bahwa 74 responden memilih Menteri Hukum dan HAM yang di duduki oleh Yasonna H Laoly sebagai menteri paling dominan diancangkan reshuffle oleh responden.
Selanjutnya, 61 responden memilih Menteri Kesehatan (Terawan Agus Putranto) yang berada di posisi kedua sebagai menteri yang dipiih untuk di-reshuffle oleh para responden.
Kemudian, menyusul 14 responden memilih Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Nadiem Makarim) di posisi ketiga, 13 responden memilih Menteri Tenaga Kerja (Ida Fauziyah) di posisi keempat, dan terakhir 5 responden memilih Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo).
Sisa responden, yaitu 5 orang, memilih menteri-menteri lainnya.