TERLANJUR VIRAL, Wanita Tanpa Busana Muncul di Belakang Dosen Universitas Cenderawasih Saat Webinar
TERLANJUR VIRAL, Wanita Tanpa Busana Muncul di Belakang Dosen Universitas Cenderawasih Saat Webinar
TRIBUN-TIMUR.COM - Sebuah video dan foto tangkapan layar yang memperlihatkan seorang perempuan tanpa busana di belakang dosen Universitas Cenderawasih (Uncen) Marinus Yaung, viral di aplikasi pesan instan, seperti WhatsApp.
Momen itu terjadi ketika Marinus menjadi pembicara dalam sebuah webinar yang mengusung tema "Mengapa Isu Papua Diinternasionalisasi" pada Senin (13/7/2020).
Dalam video dan foto yang viral itu, terdapat informasi yang menyebutkan perempuan di belakang Marinus merupakan pekerja seks komersil (PSK).
• LINK Live Streaming RCTI plus Liga Italia AC Milan vs Parma, Nonton Mulai Jam 00.30 Wib Malam ini
Saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon pada Rabu (15/7/2020), Marinus Yaung mengaku telah membuat pernyataan klarifikasi melalui akun media sosialnya.
Dalam klarifikasinya, Marinus menegaskan perempuan itu merupakan anak perempuannya yang masih duduk di kelas empat sekolah dasar (SD).
"Ini anak perempuan saya, dan dia baru habis mandi sore di rumah kontrakan saya di Jakarta Timur, dan mau ganti pakaian jadi namanya juga anak-anak, langsung nyosor saja ketika saya lagi ikut webinar siaran langsung dari rumah," tulis Marinus di akun Facebooknya.
Marinus memastikan akan membawa masalah ini ke ranah hukum.
Sebab, informasi yang disebarkan pihak tak bertanggung jawab itu dianggap sebagai pembunuhan karakter.
Ia juga menyayangkan anaknya yang tidak tahu apa-apa menjadi korban dari penyebaran informasi tidak benar itu.
"Pembangunan narasi yang sangat buruk sekali, ini pembunuhan karakter, kalau hanya menyerang saya tidak apa-apa, tapi ini juga menyerang anak saya," kata Marinus saat dihubungi.
• FAKTA Tentang Metha, Janda Cantik 30 Tahun yang Ingin Jual Rumahnya & Siap Dinikahi oleh si Pembeli
Menurutnya, video dan gambar tangkapan layar itu telah tersebar hingga ke luar negeri.
Hal itu diketahui setelah Marinus mendapatkan telepon dari sejumlah kolega di luar negeri.
Mereka menanyakan kebenaran informasi dan video tersebut.
"Saya lihat ini sudah terlalu masif menyebar, cuma adik-adik yang di Amerika dan Eropa sudah langsung telepon saya tanya itu benar atau tidak, saya mengapresiasi mereka telepon langsung dan klarifikasi," kata dia.
Saat ini, Marinus terus berkonsultasi dengan Cyber Crime Mabes Polri untuk melacak penyebar informasi itu.
Dosen di Universitas Cenderawasih itu akan melaporkan seluruh pihak yang menyebarkan informasi tak benar itu.
"Sampai hari ini sudah 302 orang yang akan saya laporkan dan belum ada yang minta maaf," kata Marinus.(*)
Insiden Memalukan Rapat Resmi via Zoom,Senator Perempuan Telanjang Dada
Sepertinya aplikasi rapat virtual Zoom sudah banyak makan korban
Insiden memalukan lagi-lagi terjadi saat pejabat tinggi negara sedang melakukan rapat via Aplikasi Zoom
Seorang wakil rakyat telanjang tanpa sadar tertangkap kamera dalam meeting atau rapat yang digelar secara online atau daring.
Video dan foto senator telanjang ikut zoom meeting itu akhirnya viral dan heboh di dunia maya.
Informasi yang diperoleh dari dailymail, senator telanjang dada itu berasal dari Meksiko.
Senator bernama Martha Lucia Micher ikut zoom meeting online resmi yang digelar pemerintah Meksiko untuk membahas wabah Virus Corona atau Covid-19.
Martha Lucia Micher sekarang telah mengeluarkan permintaan maaf atas kesalahannya.
Dia mengaku tidak memahami teknologi digital secara baik sehingga kasus memalukan tersebut bisa terjadi.
Menurut media setempat, pertemuan tersebut dihadiri oleh setidaknya 15 senator dari partai politik Gerakan Regenerasi Nasional sayap kiri yang bertemu dengan Gubernur Bank of Mexico dan perwakilan pers.
Martha Lucia Micher menjelaskan kejadian itu dalam sebuah surat terbuka yang dibagikannya di internet.
Dia mengatakan: "Kemarin sebuah insiden yang tidak menguntungkan terjadi selama pertemuan virtual dengan rekan senator tentang situasi ekonomi saat ini di Meksiko dan strategi untuk menghadapi' normal baru 'selama beberapa bulan mendatang."
Dia menambahkan, "Dalam satu bagian sesi, tanpa disadari dan ketika kamera komputer saya aktif, saya berubah menunjukkan tubuh telanjang saya.
Saya terus berpartisipasi dalam sesi ini dan terima kasih atas telepon dari senator Alejandro Armenta Mier dan Ovidio Peralta Suarez, saya menyadari kesalahan saya."
Senator kemudian mengajukan permintaan maaf, dengan mengatakan bahwa ada aturan perilaku tertentu yang tidak seorang pun dibebaskan dari dan menyalahkan kecelakaan pada dirinya yang belum menguasai bentuk-bentuk baru komunikasi digital ini.
Cuplikan layar sang senator topless segera mulai beredar di media sosial, memicu komentar kegembiraan dan kejam tentang penampilan dan fisiknya secara online.
Micher, yang juga presiden Komisi Negara Kesetaraan Gender, menanggapi kritik ini dalam suratnya, di mana dia mengatakan bahwa dia tidak malu dengan tubuhnya.
Dia menulis: 'Saya Micher dan saya tidak malu menunjukkan bagian keintiman saya secara tidak sengaja, karena itu adalah gagasan bahwa seorang wanita adalah "hanya tubuhnya" yang telah memungkinkan dan memicu obyektifikasi perempuan yang dengannya Saya selalu berjuang."
Inilah foto-foto Senator Martha Lucia Micher (66)





Pengusaha Muncul Tanpa Busana karena Lupa Matikan Kamera
Insiden memalukan di rapat Presiden via Zoom, pengusaha muncul tanpa busana gegara lupa off-kan kamera.
Hal itu terjadi di Brasil.
Insiden tak lazim itu terjadi ketika dilakukan pertemuan virtual yang diprakarsai oleh Paulo Skaf, Presiden Federasi Industri Sao Paulo.
Berdasarkan pemberitaan media lokal, Jair Bolsonaro langsung mengetahui si pria tanpa busana, yang notabene adalah penasihat asosiasi.
"Paulo, ada kolega kita yang berada di kotak kecil paling bawah. Dia nampaknya meninggalkan ruangan. Apa dia baik-baik saja?" tanya Bolsonaro.
Menteri Industri, Paulo Guedes, yang kebetulan duduk di samping sang Presiden Brasil ikut menimpali bahwa pria itu nampaknya baru saja mandi.
"Ada lelaki yang baru saja mandi, dia tanpa busana. Ada pria tanpa busana di sana. Bagus sekali, mengisolasi diri dengan tanpa busana," candanya.
Guedes mengatakan, nampaknya si pria begitu kegerahan dengan agenda pertemuan virtual melalui Zoom itu, makanya dia memutuskan mandi.
"Ini adalah gambar yang mengguncang. Sayangnya, kami sudah melihatnya," cetus Bolsonaro kembali.
Tidak dijelaskan identitansya pria itu.
Bolsonaro dikritik karena penanganannya terhadap Virus Corona, di mana Brasil kini menjadi negara paling terdampak di kawasan Amerika Latin.
Dilansir Daily Mirror, Jumat (15/5/2020), dia berkali-kali terlihat di publik mengabaikan social distancing, atau berdebat dengan pejabatnya.
Dia berargumen dengan Gubernur Sao Paulo, Joao Doria, dengan menyatakan kelompok pengusaha harus terlibat ketegangan dengan sang gubernur.
Doria, bersama dengan sejumlah gubernur lain di Brasil, memerintahkan penutupan wilayah untuk mencegah penularan Virus Corona.
Padahal, Bolsonaro dengan terang-terangan menentang ide tersebut dengan dalih bahwa ekonomi negara harus tetap jalan di tengah pandemi.
Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, Negeri "Samba" menderita 203.165 kasus infeksi Covid-19, dengan 13.999 korban meninggal.
Di Singapura Tampilkan Gambar Cabul
Kementerian Pendidikan Singapura melarang para guru menggunakan aplikasi Zoom dalam proses belajar mengajar secara online.
Keputusan tersebut diambil setelah terjadi insiden yang dianggap "serius" oleh pemerintah setempat.
Salah satu insiden yang terjadi menimpa sebuah kelas geografi yang tengah dilakukan secara online lewat platform video conference Zoom.
Saat kelas berlangsung, seorang pria tak dikenal melakukan "Zoombombing" atau masuk tanpa izin dan mengganggu jalannya konferensi.
Pria tak dikenal tersebut masuk ke dalam kelas geografi yang dilakukan lewat aplikasi Zoom, sambil melontarkan cercaan dan menampilkan gambar cabul.
"Itu adalah insiden yang sangat serius. Kementerian Pendidikan saat ini tengah menyelidiki kedua pelanggaran tersebut dan akan melaporkan kepada pihak kepolisian jika diperlukan," kata Aaron Loh, dari Kementerian Pendidikan Singapura.

Ia pun mengatakan, sebagai pencegahan agar insiden seperti ini tak lagi terjadi, para guru di Singapura tidak akan menggunakan aplikasi Zoom sampai celah keamanannya diperbaiki.
Aaron juga menegaskan bahwa pihaknya akan memberikan rekomendasi kepada guru-guru di Singapura terkait protokol keamanan saat melakukan proses belajar mengajar secara online.
Ini bukanlah pertama kalinya aplikasi Zoom dilarang oleh pemerintah.
Sebelumnya, Taiwan dan Jerman sudah lebih dulu membatasi penggunaan Zoom.
Tak hanya pemerintah, Google pun melarang karyawannya untuk menginstal Zoom di komputer milik kantor.
Hal tersebut juga berkenaan dengan masalah keamanan pada Zoom.
Adanya masalah keamanan ini juga diakui oleh pihak Zoom sendiri.
Bahkan CEO Zoom, Eric S Yuan menuturkan bahwa perusahaannya kini telah membekukan pembaruan fitur di Zoom, dan lebih berfokus kepada masalah keamanan dan privasi.
"Selama 90 hari ke depan, kami berkomitmen untuk mendedikasikan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, mengatasi, dan memperbaiki masalah secara lebih baik dan proaktif," tutur Yuan.
Dirangkum KompasTekno dari GadgetsNow, Selasa (14/4/2020), aplikasi Zoom diketahui tidak melakukan enkripsi untuk panggilan video yang dilakukan pengguna.
Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh juru bicara Zoom.
Menurutnya, sistem keamanan Zoom hanya mengandalkan protokol Transport Layer Security (TLS).
"Saat ini, tidak memungkinkan untuk menghadirkan enkripsi end-to-end untuk panggilan video Zoom. Zoom menggunakan kombinasi TCP dan UDP sebagai pengamanan. TCP dibuat berdasarkan protokol TLS," ungkap juru bicara Zoom.
TLS merupakan protokol keamanan website dengan komunikasi berupa HTTPS.
Protokol ini berbeda dengan sistem keamanan enkripsi end-to-end yang membuat komunikasi tidak dapat diintip oleh peretas.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perempuan Tanpa Busana Muncul di Belakangnya Saat Webinar, Ini Klarifikasi Dosen Uncen"