Opini Aswar Hasan
Di Antara Setan Bisu dan Setan Cerewet
Tanpa kita sadari, konon, mereka sudah ada berkiprah dengan peran aktif di parlemen sebagai wakil rakyat hingga di perguruan tinggi.
Oleh: Aswar Hasan
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin
DUNIA kita kini terkepung oleh para ekstremis setan. Mereka tidak lagi sekadar berkiprah dan berperan aktif di bar-bar atau di cafe dan di night club.
Tetapi sudah berkembang menginvasi tempat- tempat yang sebelumnya masih dianggap aman dan kini, tempat- tempat itu, tidak lagi steril dari kawanan setan tersebut.
Celakanya, mereka sulit teridentifikasi sebagai golongan setan dengan ciri- ciri komvensionalnya yang klasik.
Karena itu, banyak pihak yang tertipu dan teperdaya oleh kiprah para setan ekstrem tersebut.
Tanpa kita sadari, konon, mereka sudah ada berkiprah dengan peran aktif di parlemen sebagai wakil rakyat yang yang secara formal normatif legalistik harus dihormati dengan panggilan bapak/ibu yang terhormat.
• VIDEO: Trend Baru Makassar, Gowes Malam-malam
• Hasil Rapid Test, Ketua Konsultan Penanganan Covid-19 Sulsel Prof Ridwan Umumkan Dirinya Reaktif
Golongan setan tersebut, konon, juga ada di perguruan tinggi tempat berkiprahnya kaum cerdik pandai yang dimuliakan.
Bahkan, di perguruan tinggi agama sekali pun, kawanan setan tersebut banyak berkeliaran.
Di tempat dimana keadilan diperjuangkan pun, konon, seperti di kepolisian, kejaksaan dan di pengadilan, kawanan setan tersebut juga banyak berkeliaran.
Lebih celakanya lagi, sudah ada di antara para ustaz yang tugas utamanya menyeru kebenaran dan keadilan untuk kebajikan di setiap mimbar-mimbar masjid, sudah bertransformasi diri secara tak sadar menjadi golongan setan yang sedang kita masalahkan saat ini.
Jenis golongan setan apakah yang kita sedang masalahkan lagi meresahkan itu?
Dalam kitab Ar-Risalah al-Qusyairiyyah disebutkan, "Yang tidak menyuarakan kebenaran adalah setan bisu. Ya, golongan setan yang kita masalahkan itu adalah setan bisu.
Yaitu, orang- orang yang tidak mau menyuarakan kebenaran, padahal ia bisa sesuai kapasitas dan kemampuannya.
Ungkapan setan bisu tersebut memang bukan hadits atau ayat Qur'an, tapi telah banyak dikutip oleh para ulama.
Salah satu di antaranya, Ibnu Taimiyah, Ibnu al-Qayyim, dan Imam an-Nawawi yang mengutip dari Abi al-Qasim al-Qusyairy yang meriwayatkan dari Abu 'Ali ad-Daqqaq an-Naisaburi as-Syafi'i.
• Penjelasan Kemenag Terkait Pendidikan Agama Islam Ditiadakan di Madrasah
Walau pun bukan hadis, isi dan jiwa kalimat tersebut sejalan dengan QS Ali Imran ayat 104:
“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
At-Taubah:71; “ Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh berbuat baik dan mencegah dari yang mungkar..., atau di beberapa ayat Al Qur'an lainnya.
Setiap mukmin berkewajiban untuk mengingkari yang batil dan menyeru kepada yang makruf sesuai dengan kemampuannya.
Rasulullah bersabda, "Barang siapa di antara kamu sekalian melihat kemungkaran hendaklah mengubahnya dengan tangan (atau kekuasaannya) bila tidak mampu hendaklah mengubahnya dengan lisannya (nasihat) dan bila tidak kuasa maka hendaklah mengingkari dengan hatinya, yang terakhir ini adalah selemah-lemah iman." (HR Imam Muslim).
Kalau sampai hatinya pun tidak memprotes kebatilan, itu artinya dia sudah kehilangan iman.
Oleh karena itu, jika seorang Muslim tidak melakukan nahi mungkar padahal mampu dan tidak ada penghalang maka dia adalah setan gagu ( bisu).
• Pasien Covid-19 Tambah 135 di Sulsel, 56 Orang dari Luwu Timur
Di samping setan bisu yang telah berkiprah dan berperan di mana-mana, kita juga telah dikepung dan direcoki oleh setan cerewet.
Syaikh Abul Aziz bin Baz menyebutnya sebagai Setan Naathiq yaitu setan dari manusia yang berbicara dengan kebatilan atau lebih tepat jika dikatakan sebagai juru bicara (Jubir syaithon).
Setan Naathiq atau jubir setan yang cerewet tersebut, kerjanya adakah menyebar hoaks yang menyesatkan, fitnah dan adu domba yang memecah belah umat dan bangsa.
Mereka laksana benalu yang menggerogoti bangsa ini dari dalam.
Mereka itu, lebih berbahaya dari teroris karena mereka sulit dijerat undang-undang serta sukar ditumpas oleh pasukan bersenjata yang terlatih sekalipun.
Sungguh situasi negeri ini tengah berada di tepi jurang yang curam, diambang kehancuran, terlebih jika kelak RUU HIP jadi dipaksakan dan terpaksa berlaku.
Karena kata para ahli dan aktifis, itu adalah agenda untuk mensekulerkan dan mengkomuniskan (meng atheiskan) negeri ini.
Kita tentu jangan sampai menjadi korban para setan itu terutama jika menjadi temannya, atau justru telah menjadi setan itu sendiri yaitu setan bisu, terlebih jika menjadi setan cerewet atau setan Naathiq alias juru bicara setan naudzubillah mindzalik.
Wallahu A’lam Bishawwab.