Charis Yulianto
Tembok Kokoh PSM Bareng Jack Komboy, 2 Kali Jadi Runner-up Ligina, Begini Kiprah Charis Yulianto?
Benteng Kokoh Juku Eja ini Dalam dua musim itu, pemain yang merupakan jebolan PSSI Barretti mampu membawa PSM sebagai runner up Liga Indonesia 2 kali
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Arif Fuddin Usman
TRIBUN-TIMUR.COM - Begitu banyak pemain di posisi bek tengah PSM Makassar yang menjadi pemain idola suporter.
Satu dari sekian banyak bek tangguh Indonesia yang pernah memperkuat PSM itu adalah Charis Yulianto.
• Beda Usia 39 Tahun, Lelaki 19 Tahun Nekat Nikahi Janda Usia 58 Tahun, Pernikahan Batal Gara-gara Ini
• Cegah Penyebaran, 34 Jamaah Dicari Tim Gugus Takalar, Sang Imam Positif Virus Corona Masjid Ditutup
Charis Yulianto membela PSM dalam dua musim, tepatnya tahun 2002-2004.
Dalam dua musim itu, pemain yang merupakan jebolan PSSI Barretti mampu membawa PSM sebagai runner up Liga Indonesia dua kali berturut-turut.
Duetnya bersama putra Papua, Jack Komboy, membuat tembok kokoh pertahanan PSM kala itu sangat tangguh. Akhirnya PSM pun bermain di Liga Champions Asia.

Charis memulai karir sepakbolanya dengan memperkuat klub di tanah kelahirannya, PSBI Blitar pada tahun 1994. Setahun kemudian, Ia pindah memperkuat tim junior Persebaya Surabaya.
Memasuki usia 21 tahun, Charis mulai memulai karier jenjang seniornya dengan bergabung ke Arema Malang. Ia memperkuat klub yang berbasis di Jawa Timur itu cukup lama, dari 1997-2002.
Selama lima tahun itu, mantan kapten Timnas Indonesia ini menjadi pilar penting Singo Edan, dengan mencatatakan total 88 penampilan.
• Perawat Rusia yang Viral karena Pakai Underwear dalam APD Tembus Pandang, Kini Jadi Model Sportwear
• Senilai Rp 25 M, Lihat Rumah Mewah Luna Maya, Boy William Dibuat Kaget dan Kagum Gara-gara Benda Ini
Penampilan Charis di Arema menarik minat PSM, hingga akhirnya berhasil di datangkan di tahun 2002.
Kedatangan Charis melengkapi skuad mewah PSM yang saat itu diasuh Miroslav Janu, dimana PSM juga telah memiliki sejumlah nama-nama mentereng seperti Ortizan Solossa, Ponaryo Astaman,
Jack Komboy hingga dua putra daerah Syamsul Chaeruddin dan Irsyad Aras.

Sementara di barisan asing, PSM telah memiliki dua bomber ganas dalam diri Christian Gonzales dan Oscar Aravena, serta playmaker sekelas Ronald Fagundes.
Dengan komposisi itu, PSM berada di jalur juara Liga Indonesia 2003, sebelum akhirnya dihentikan Persik Kediri.
Begitupun dengan Liga Indonesia 2004, PSM bersaing ketat dengan Persebaya, namun harus merelakan gelar juara akibat kalah selisih gol dari Bajul Ijo.
Meski gagal mempersembahkan gelar juara, namun kedatangan Charis di PSM dan mempersembahkan dua gelar runner-up membuatnya selalu dikenang oleh suporter PSM.
Pemain Disiplin
Asisten Pelatih PSM, Herman Kadiaman mengenang sosok Charis sebagai pemain disiplin dan taat dengan instruksi pelatih, serta cepat beradaptasi.
Herman juga masih mengingat perkataan Miroslav Janu waktu itu, yang memuji pemain kelahiran 11 Juli 1978 sebagai bek berkualitas yang mampu membaca permainan dengan baik.
"Saat itu, Janu bilang ke Charis, kamu akan menjadi bek yang bagus kalau mampu menggunakan kedua kaki dengan baik.
• Bongkar Praktek Dukun Cabul, Ritual Mandi Kembang, Korban Wanita Muda yang Dijamah Bagian Intimnya
• Pasangan Kekasih ini Bikin Heboh, Bercinta di Tepi Pantai Saat Padat Orang, Sudah Putus Urat Malunya
"Apalagi kamu bisa membaca permainan dengan baik," kata Herman, dikutip dari Bola.com.
Herman juga menceritakan, Charis datang ke Makassar atas rekomendasi langsung Erwin Aksa yang memegang kendali manajemen Juku Eja waktu itu.
Meski begitu, Miroslav Janu yang dikenal disiplin dan fair tetap memberi perlakuan yang sama terhadap pemain.
"Saat itu, Janu menilai Charis agak lemah pada kaki kirinya. Dia pun mengintruksikan Charis lebih sering menggunakan kaki kirinya saat menendang.

"Pemain lain pun diminta memberikan bola ke arah kaki kiri Charis," ungkap Herman.
Mental profesional sebagai pemain membuat Janu kerap menugaskan Charis sebagai pemimpin rekan-rekannya di lapangan PSM.
Ia bergantian dengan Ponaryo yang didapuk sebagai kapten utama Juku Eja.
Langganam Klub Besar
USAI memperkuat PSM dua musim, Charis Yulianto kemudian pindah ke sejumlah klub besar Indonesia, termasuk Malaysia.
Ia memperkuat Persija Jakarta di tahun 2005, lalu setahun kemudian pindah ke Persib Bandung. Pada tahun 2007, klub Malaysia Selangor FA Malaysia sempat memakai jasanya meski tak lama.
Di tahun yang sama, Ia kembali ke Indonesia untuk memperkuat. Bersama Sriwijaya FC, Ia mampu meraih trofi juara Liga Indonesia musim 2007-2008.
• 4 Pemain Ini Dibuang PSM Tapi Moncer di Klub Baru Bareng Persib, Persebaya, Persija, Layak Disesali?
• Cari Situs Nonton Online Gratis? Ini 18 Situs Film Sub Indo 2020, Mirip dengan Lk21, Ganool, Indoxxi
Di klub asal Palembang itu pula, Charis dua kali mengenggam trofi Piala Indonesia 2009 dan 2010, serta meraih penghargaan sebagai bek terbaik Piala Indonesia 2009.
Sempat memperkuat Persela Lamongan, pada musim 2011/2012 Charis Yulianto memutuskan kembali ke klub senior pertamanya.
Yakni Arema yang kala itu berlaga di kompetisi Indonesia Super League (ISL), hingga akhirnya memutuskan pensiun pada akhir musim di usia 34 tahun.

Di level Timnas Indonesia, Charis tercatat pernah memperkuat tim nasional senior di Piala Tiger (AFF) 2004 dan 2008. Ia juga menjadi pilar timnas yang sempat mencuri perhatian di Piala Asia 2007.
Setelah gantung sepatu, Charis melanjutkan kariernya sebagai pelatih, dan kini berstatus asisten Mario Gomez di Arema FC pada Liga 1 2020.
Musim sebelumnya, keduanya juga berkolaborasi di Borneo FC. (Fahrizal Syam)
Data Diri
* Nama lengkap: Charis Yulianto
* Tanggal lahir: 11 Juli 1978 (umur 41)
* Tempat lahir: Blitar, Indonesia
* Tinggi: 1,83 cm (1∕2 in)
* Posisi bermain: Bek tengah
* Nomor: 4
* Klub terakhir: Arema (ISL)
Karier junior
1994 PSBI Blitar
1995 Persebaya Surabaya Junior
Karier senior
1997–2002 Arema FC
2002–2004 PSM Makassar
2004–2006 Persija Jakarta
2006 Persib Bandung
2007 Selangor FA
2007–2010 Sriwijaya FC 55 (1)
2010–2011 Persela Lamongan 27 (0)
2011–2012 Arema Indonesia (ISL) 9 (0)
Karier Tim nasional
2004–2007 Indonesia 36 (2)
Karier manajer
2018–2019 Borneo (Asisten pelatih)
2020– Arema (Asisten pelatih)
Penghargaan
Sriwijaya
- Liga Indonesia: 2007–08
- Piala Indonesia: 2008-09, 2010
Internasional
- AFF Championship; Runners-up (1) : 2004
Individu
- Best Defender Piala Indonesia (2009)