Perjuangan Guru Daerah Khusus
Perjuangan Guru Daerah Khusus di Pulau Kei Besar, Maluku, Malam Hari Ngajar Anak Didik Tanpa Listrik
Selama pandemi Covid-19 ini, Pak Anano bersama rekan-rekan guru tetap melakukan pendampingan terhadap peserta didik meskipun kondisinya serba terbatas
Penulis: Arif Fuddin Usman | Editor: Arif Fuddin Usman
Jika demikian, mereka akhirnya memilih untuk tidak keluar dari desanya.
Mereka memilih untuk saling berkabar via telepon seluler yang jaringannya timbul tenggelam.
Itupun jaringan seluler hanya ada di lokasi-lokasi tertentu. Sehingga tak jarang bagi yang ingin menelpon harus menunggu di titik tersebut.
Meski dengan segala keterbatasan, Pak Anano, rekan-rekan guru, peserta didik, dan warga Desa Watlaar terus memupuk semangat anak didiknya.
Mereka pun yakin, bahwa suatu hari nanti mereka akan bisa mengenyam aliran listrik, jaringan internet yang memadai, hingga jalanan mulus.
"Mudah-mudah desa kami nanti bisa dialiri listrik dengan kondisi yang lebih memadai. Demikian pula jaringan telepon seluler. Makanya kami tidak bisa, koneksi Hp lama-lama," kata Anano.
Semoga para guru dan peserta didik di daerah khusus seperti di Desa Watlaar, Kecamatan Kei Besar segera mendapat kesempatan untuk merasakan sensasi berselancar di dunia maya dan mengakses informasi sebanyak yang mereka butuhkan. (*)