Wawancara Khusus
Blak-blakan Cara Gubernur Copot PJ Walikota Makassar, Yusran: Saya Ditanya Lewat Sekkot
Saat ditemui Tim Tribun di kediaman pribadinya, Perumahan Dosen Unhas, Tamalanrea, Makassar, Yusran Jusuf sedang sibuk mengurusi tanaman
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mantan PJ Wali Kota Makassar, Yusran Jusuf menyebutkan merasa enjoy meski tak lagi menjabat Pj Wali Kota Makassar.
Saat ditemui Tim Tribun di kediaman pribadinya, Perumahan Dosen Unhas, Tamalanrea, Makassar, Yusran Jusuf sedang sibuk mengurusi tanaman yang ada dihalaman rumahnya.
Mengurusi tanaman kata mantan Dekan Fakultas Kehutanan Unhas ini telah ia lakoni sejak ia remaja.
"Kembali ke habitat," katanya, Senin (29/6/2020).
Dalam kesempatan ini, Tribun juga mendapat kesempatan untuk wawancara khusus dengan mantan PJ Wali Kota Makassar ini;
Apa kesibukan seusai tak lagi menjabat Pj Wali Kota Makassar?
Alhamdulillah, makin banyak waktu dengan keluarga. Saat ini kesibukan saya mengurusi tanaman-tanaman di halaman rumah.
Rencananya kembali ke kampus.
Kapan kembali mengajar?
Sudah masuk kembali ke kampus, saat ini lagi proses administrasi untuk status kepegawaian.
Apakah Anda masih menjabat di Balibangda Sulsel?
Tidak, saya memilih untuk kembali ke kampus.
Bagaimana hubungan Anda dengan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah?
Sama seperti biasa.
Pelajaran apa yang Anda rasakan saat sebagai Penjabat Wali Kota Makassar?
Sejarah singkat yang pernah ada dalam hidup saya.
Apa hal berkesan saat menjabat Pj Wali Kota Makassar?
Disaat bisa menangani berbagai masalah yang ada di kota Makassar, salah satunya parkiran di Balaikota.
Dalam waktu tiga hari kami bisa atasi parkir liar di kawasan samping Balaikota.
Bagaimana reaksi istri dan anak setelah Anda hanya diberi kesempatan 40 hari menjabat Pj Wali Kota Makassar?
Mereka kaget juga, karena tiba-tiba. Jangankan anak-anak, saya pun kaget. Tapi cara penyampaiannya saya tidak sangka kenapa sampai seperti ini.
Saya justru ditanya sama Sekkot Makassar (M Ansar). Pak Ansar juga sebenarnya ditelpon sama Sekprov Sulsel (Hayat Gani), dia bilang ke Ansar untuk menyampaikan ke saya untuk lakukan persiapan.
Beredar isu, Anda dicopot bukan hanya karena dianggap tak mampu mengendalikan corona di Makassar tapi karena dicurigai Anda memihak pada partai tertentu setelah dibantu jadi Penjabat Wali Kota Makassar. Benarkah?
Saya hanya bisa mengatakan itu fitnah.
-Anda pernah dipanggil NA untuk menjelaskan tuduhan tersebut?
Tidak pernah, justru saya menganggap rumor itu juga tidak ditanggapi pak Gubernur.
Apa rencana Anda selanjutnya setelah tak menjabat di pemerintahan?
Seperti yang tadi saya katakan, saya akan meniti karir kembali di kampus (Unhas) yang membesarkan saya.
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy