PSM Makassar
Ini Pemain Asing Bela PSM Makassar Saat Nyaris Degradasi Musim 2009-2010
Musim 1999-2000 misalnya Laskar Pinisi sukses meraih gelar juara Devisi Utama Liga Indonesia.
Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Skuad bersejarah dan memiliki basis suporter besar, PSM Makassar pernah melalui masa keemasan.
Musim 1999-2000 misalnya Laskar Pinisi sukses meraih gelar juara Devisi Utama Liga Indonesia.
Tetapi, setelah satu dekade berlalu pencapaian tersebut tak bisa lagi diulang.
Malahan, tim yang berbasis di Kota Makassar, Sulsel ini nyaris terdegradasi untuk pertama kalinya sejak mengikuti kompetisi di bawah naungan PSSI.
Satu dekade yang dimaksud yakni pada musim 2009-2010 silam.
Di mana kasta tertinggi sepak bola Indonesia formatnya telah dirombak menjadi kompetisi full, dan 18 klub berpartisipasi di dalamnya.
Jika di era Devisi Utama tim-tim dibagi menjadi dua wilayah Timur dan Barat, namun sistem kompetisi hanya memainkan partai kandang tandang.
Hanya saja, di musim tersebut Pasukan Ramang tampil melempem dan hanya berkutat di area bawah klasemen selama setengah musim.
Hanafing menjadi sosok paling berpengaruh di musim tersebut lantaran ditunjuk menjadi nahkoda.
Akan tetapi, hasil minor lantas diraih anak asuhnya selama putaran pertama.
Pada pekan pertama saja, Syamsul Chaeruddin dan kawan-kawan gagal meraih hasil positif saat menjamu Sriwijaya FC di Makassar.
Disaksikan 15.000 penonton, hasil pertandingan malah imbang 1-1.
Gol yang diraih PSM hanya berasal dari titik 12 pas melalui Fandi Hamzah pada menit 79.
Barulah di pekan kedua, tim kebanggaan masyarakat Makassar, Sulsel mampu meraih kemenangan 2-1 dari tamunya Persib Bandung.
Namun hasil tersebut tak mampu dijadikan cerminan untuk laga-laga selanjutnya.