Unhas
Dewan Profesor Unhas Gelar Diskusi Virtual, Bahas Tatanan Normal Baru
Dewan Profesor Unhas menyelenggarakan webinar bertema Tatanan dan Norma Baru Dalam Perspektif Sosial Budaya Ekonomi dan Kesehatan
Penulis: Alfian | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dewan Profesor Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan webinar bertema "Tatanan dan Norma Baru Dalam Perspektif Sosial Budaya Ekonomi dan Kesehatan".
Kegiatan berlangsung secara virtual melalui aplikasi zoom dan live streaming di kanal youtube Senat Akademik Unhas, Sabtu (27/6/2020).
Hadir sebagai narasumber yaitu Prof M Tahir Kasnawi (Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas), Prof Budu (Dekan Fakultas Kedokteran Unhas) dan Prof Abdul Rahman Kadir (Dekan Fakultas Ilmu Ekonomi Unhas).
Mengawali kegiatan, Ketua Dewan Professor Unhas, Prof Mursalim, menyampaikan bahwa webinar kali ini diselenggarakan berkat kerja sama tim dewan professor divisi tiga.
Di tengah situasi pandemi Covid-19, peran akademisi sangat diperlukan untuk memberikan beberapa langkah strategis sebagai rujukan dan pertimbangan para stakeholder.
"Salah satu tugas dewan professor Unhas selain memberi masukan untuk institusi sendiri, juga kepada pemerintah, terkait permasalahan bangsa termasuk yang saat ini menjadi fokus penanganan pemerintah terkait Covid-19," jelas Prof Mursalim.
Kegiatan dilanjutkan dengan mendengarkan pemaparan materi Prof Budu, sebagaimana sumber yang membahas tentang "Tatanan dan Norma Baru Dalam Perspektif Kesehatan".
Mengawali pemaparannya, Prof Budu memberikan gambaran terkait makna sesungguhnya dari era new normal agar masyarakat luas tidak mengalami kesalahan perspektif terkait kondisi saat ini.
"Perlu kesamaan pandangan terkait New Normal, sehingga tujuan transisi ini tersampaikan dengan baik dan tidak disalah artikan sebagai kondisi sebelum Covid-19. Berdasarkan beberapa referensi, new normal merupakan skenario untuk mempercepat penanganan kasus Covid-19 dalam aspek kesehatan maupun sosial ekonomi," jelas Prof Budu.
Indikator New Normal saat pandemi Covid-19 dilihat berdasarkan beberapa aspek.
Seperti tidak adanya penambahan atau penyebarluasan penularan, indikator sistem kesehatan dengan melihat seberapa tinggi adaptasi dan kapasitas merespon Covid-19.
Kemudian melakukan surveilans dengan cara menguji seseorang ataupun sekelompok kerumunan untuk mengetahui tingkat potensi tertular.
"Ada beberapa syarat untuk transisi menuju new normal, misalnya ada bukti bahwa transmisi virus bisa dikendalikan, resiko penularan virus sudah terkendali terutama dibeberapa lokasi yang rentan, ada upaya pencegahan kasus virus impor, sistem kesehatan tersedia, serta adanya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya transisi tersebut," sambung Prof Budu.
WHO telah menyatakan bahwa tidak ada cara cepat untuk melawan virus Corona.
Pada akhirnya, perilaku masing-masing individu yang menentukan perilaku penyebaran Covid-19 dan hal ini tentu membutuhkan kesabaran, kerja sama dan keterlibatan aktif seluruh unsur masyarakat.