Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pj Wali Kota Makassar Berganti

Sebelum Lantik Prof Rudy, Gubernur Sulsel Minta Petunjuk Allah

Prof Rudy dilantik berdasarkan SK Mendagri Nomor 131.73-907 Tahun 2020 Tertanggal (24/6/2020). Prof Rudy sebelumnya juga menjabat

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/FADLY ALI
Gubernur Sulsel memberi sambutan usai melantik Pj Wali Kota yang baru di Gubernuran, Jumat (26/6/2020) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah mengambil sumpah dan melantik Prof Rudy Djamaluddin sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar yang baru, menggantikan Prof Yusran Yusuf di Gubernuran Sulsel Jl Sungai Tangka Makassar, Jumat (26/6/2020).

Prof Rudy dilantik berdasarkan SK Mendagri Nomor 131.73-907 Tahun 2020 Tertanggal (24/6/2020). Prof Rudy sebelumnya juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel.

"Pada hari ini, Jumat, tanggal 26 Juni 2020. Saya Gubernur Sulawesi Selatan, atas nama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, dengan ini resmi melantik saudara Professor Doktor Insinyur Rudy Djamaluddin sebagai Penjabat Wali Kota Makassar," sebut NA.

Gubernur dalam sambutannya menyampaikan perasaannya usai melantik Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin itu (FT Unhas).

"Tentu ini adalah keputusan yang sangat sulit, dan ini adalah sebuah keputusan yang sangat berat. Tetapi, demi menjaga dan melaksanakan pemerintahan, ini harus kita lakukan," ujar Nurdin Abdullah.

"Karena jujur saja, pada pelantikan Prof Yusran sebulan yang lalu, saya sudah menyampaikan secara tegas, bahwa sebentar ini yang kita hadapi bukan hal yang mudah, ini adalah misi kemanusiaan," jelas NA.

Yang kedua, lanjut dia, jaga netralitas. "Karena Wali Kota cuma satu, ketika gerakan kita salah, pasti semua sudut akan dilihati," ujarnya.

Sehingga, NA meminta Pj Wali Kota baru supaya betul-betul bekerja secara profesional. "Karena hanya ini bisa kita keluar dari persoalan yang tentu menjadi harapan seluruh masyarakat," ujarnya.

Ia coba jujur. "Saya setiap hari, semua media nasional soroti kita 10 hari terakhir. Saya bolak balik ke Jakarta menjelaskan," katanya.

"Tapi kalau jawabannya terus sama, maka akan bosan. Penambahan PCR, kapasitas spesimen, itu hal biasa kita jawab. Apakah bapak yakin bahwa penularan tidak terjadi? Itu jadi masalah," jelasnya.

Ia mengatakan, Lies F Nurdin, istrinya menanyakan kepada dirinya. Ada apa dengan bapak?

"Saya sekarang berhalu, saya menerawang. Tengah malam saya minta petunjuk sama Allah. Apa yang harus saya lakukan ya Allah? Saya sudah maksimal, semua usaha sudah saya lakukan tapi kok persoalan pandemi di Sulsel tidak selesai, bahkan terus melebar ke daerah-daerah," jelasnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved