PSM Makassar
Pemain Asal Timor Leste, Begini Perjalanan Karier Miro Baldo Bento, Eks PSM dengan Sejumlah Prestasi
Miro Baldo Bento, pernah meramaikan sepak bola tanah air dalam kurun waktu hampir dua dekade terkhir termasuk di PSM Makassar
Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Publik sepak bola Indonesia jelas masih mengingat nama Miro Baldo Bento.
Pemain kelahiran Kota Dili, Timor Leste 4 Juli 1975 ini pernah meramaikan sepak bola tanah air dalam kurun waktu hampir dua dekade terkhir.
Namanya bersinar setelah memperkuat dua klub Indonesia dalam pentas era Galatama dan Liga Indonesia.
Yakni Arseto Solo dan PSM Makassar yang membikin namanya melambung lantaran membawa klub tersebut berprestasi.
Miro Balde Bento tercatat memulai karir dengan memperkuat Arseto Solo sejak 1992 sampai 1998.
Di klub tersebut, ia merasakan dua gelar juara dan tampil di Piala Champion Asia.
Juara tersebut masing-masing Kompetisi Galatama 1992 dan Kejuaraan Antar Klub Asean 1993.
Sementara di Piala Champion Asia di tahun 1992-1993 dan mampu tembus face 7 besar.
Meski demikian, sejarah tak mencatat seberapa banyak kontribusi Miro Baldo Bento bersama Arseto.
Ia kemudian hengkang ke Persija Jakarta pada musim kompetisi 1998-1999.
Hanya saja, prestasi tertinggi bersama Macan Kemayoran hanya sampai di semifinal kompetisi yang kala itu bernama Devisi Utama Liga Indonesia.
Namun berkat kepiawaiannya mengolah sih kulit bundar di lini depan, dia kemudian masuk dalam skuad Timnas Indonesia di tahun yang sama.
Di Timnas Indonesia, Miro Baldo Bento tampil di Piala Tiger 1998 yang kini bernama AFF Cup.
Sembilan penampilan dilakoninya bersama Timnas Indonesia dengan mengemas empat gol.
Bermodalkan label Timnas Indonesia, ia kemudian dipinang PSM Makassar dan catatan demi catatan ditorehkannya.
Tepatnya pada musim 1999-2000 dengan bergabung bersama PSM Makassar.
Tim asal Makassar, Sulsel kala itu memang tengah menggenjot perburuan pemain barlabel timnas untuk kompetisi 1999-2000.
Hasilnya, nama Kurniawan Dwi Yulianto, Aji Santoso, Bima Sakti yang berlebel timnas turut diboyong ke Makassar.
Miro Baldo Bento juga andil bagian dalam prestasi bersejarah Laskar Pinisi selama beberap tahun.
Di musim 1999-2000 saja, dua gelar mampu diraih PSM yakni turnamen Jusuf Cup 1999 dan menjadi pembuka.
Kemudian menyusul gelar Liga Indonesia 1999-2000 untuk pertama kalinya bagi PSM setelah era Perserikatan. Setahun berikutnya, trofi juara Piala Ho Chi Minch City di Vietnam 2001 silam juga diraih.
Di tahun yang sama, 2001 dia juga berperan serta membawa PSM di level Asia dengan tembus perempat final Piala Champions Asia 2000-2001.
Terkhir adalah membawa PSM tembus runner up Liga Indonesia 2002.
Musim tersebut menjadi yang terkhir Miro Baldo Bento berseragam PSM Makassar.
Setelah itu, namanya sempat menghiasi beberapa klub tanah air namun statusnya telah berubah menjadi warga negara asing (WNA).
Hal itu karena dia memilih berkebangsaan Timor Leste usai tempat kelahirannya resmi menjadi negara berdaulat sejak 20 Mei 2002.
Timor Leste kala itu lepas dari Indonesia dan memilih berdiri sendiri sebagai negara.
Labelnya sebagai pemain Timnas Indonesia kemudian dicabut saat ia memilih Timor Leste.
Akan tetapi, sejumlah klub tanah air disinggahinya walau statusnya sebagai pemain asing.
Perseden Denpasar menjadi klub pertamanya setelah perpindah negara.
Ia membela klub tersebut yang tampil di Devisi Satu atau Liga 2 pada tahun 2003 silam dan hijrah ke PS Budung di tahun 2004.
Setahun berikutnya, Miro Baldo Bento dipinang Persijap Jepara yang kala itu sukses tembus Liga Indonesia musim 2005.
Hanya setahun di sana, petualangannya kemudian berlanjut ke Persmin Minahasa 2006.
Klub ini juga berstatus promosi setelah sebelumnya tampil di Devisi Satu 2005 silam.
Bersama tim Kuda Hitam, Miro Baldo Bento turut serta membantu timnya tembus semifinal Liga Indonesia.
Hanya saja, saat perebutan tiket ke final, tim asal Sulawesi Utara itu kalah 3-1 dari Persik Kediri.
Di musim berikutnya, Miro Baldo Bento memperkuat dua klub sekaligus yakni setengah musim di Persiba Balikpapan, dan selebihnya di Persela Lamongan 2007.
Kemudian hijrah ke tim Aceh, PSBL Langsa pada tahun 2008-2009 dan menutup karir di Indonesia dengan memperkuat PSIS Semarang 2010.
Miro Baldo Bento juga resmi gantung sepatuh di tahun tersebut dan memilih pulang ke negaranya Timor Leste.
Namun namanya kembali muncul pada 2016 lalu ketika memperkuat klub lokal FC Porto Taibesse di usia 41 tahun.
Namun dua tahun berselang dia tercatat sebagai asisten pelatih Timor Leste di Piala AFF 2018.
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @wahyususanto_21