Bank Indonesia
Turunkan Bunga Acuan 25bps Jadi 4,25 Persen, Direktur Kepala BI Sulsel: Harap Ekonomi Cepat Pulih
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
“Triwulan III 2020 diperkirakan akan menurun, kami harus menunggu tentang rilis BPS (Badan Pusat Statistik), ekspor menurun di masa Covid-19,” katanya dalam sharing pada kegiatan BI, Sabtu (20/6/2020) pagi.
Adang, sapaan Endang Kurnia, mengatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini menurunkan aktivitas ekonomi, mall dan tempat pariwisata berkurang.
“Mudah-mudahan ekonomi naik sejalan dengan relaksasi PSBB. Kami memprediksi pertumbuhan ekonomi turun 0,9-1,9 persen pada 2020, nanti pada tahun 2021 naik 5,6 sampai 6 persen,” katanya.
BI juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Sulsel berada di angka 4,5-4,9 persen tahun 2020.
Bentuk bantuan dari Bank Indonesia adalah memperkuat stabilisasi ekonomi dengan melonggarkan likuiditas secara perekonomian.
“BI siap memberikan bungan kepada perbankan dengan memberikan jasa giro 1,5 persen per tahun,” katanya.
Selain itu, BI berkomitmen untuk mendukung pembiayaan untuk APBN.
“BI akan lebih keras ketimbang upaya tahun sebelumnya. Untuk pembiayaan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) ini, kita beli itu SBN (Surat Berharga Negara) dari pasar perdana,” katanya.
Selain itu, BI juga mendukung pembiayaan restrukturisasi kredit untuk Usaha Kecil Menengah (UKM).
“Banyak UKM menunda kreditnya, ini siapa yang menanggung, kami yang menanggung,” katanya.
BI secara akumulatif akan mengucurkan sebesar Rp 500 triliun untuk mendukung perekonomian nasional.
Alasan BI suku bunga dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen sebagai upaya Bank Indonesia untuk menjalankan ekonomi lagi.
“Pengusaha bisa melakukan usaha karena bunga lebih murah,” katanya.
Adang menyampaikan upaya ini lebih besar menyelematkan ekonomi dari krisis moneter 1998. (*)