Merpati Hias
Berawal Hobi, Remaja Asal Maros Sukses Budidayakan Merpati Hias, Sepasang Laku Hingga Rp 10 Juta
Berawal dari hobi, Erza Syahreza, remaja Maros sukses mengembangbiakkan berbagai jenis burung merpati hias
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
TRIBUNMAROS.COM, BONTOA – Berawal dari hobi, remaja bernama Erza Syahreza, yang baru lulus di bangku Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bontoa, kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Erza sukses mengembangbiakkan berbagai jenis burung merpati hias dengan corak dan motif yang sangat menarik.
Ada puluhan jenis merpati yang ia pelihara di rumahnya, mulai dari jenis Lahore Pakistan, Hana Pouter dari Ceko hingga Cof Santinet dari India.
Merpati itu ia peroleh dari teman komunitasnya, dan telah dirawat selama dua tahun hingga banyak yang sudah beranak pinak.
Tak hanya sekadar hobi, Erza kini mulai mengais keuntungan ekonomis dari kegemarannya.
Bahkan beberapa jenis merpati yang ia telah kembangbiakkan, telah terjual ke para pecinta merpati di Sulsel hingga keluar daerah.
“Awalnya sih hobi saja karena tertarik setelah tahu kalau merpati itu ternyata banyak macamnya.
Saya tertarik sama yang hias ini karena motifnya memang sangat menarik, lama-lama saya pelihara dan sampai sekarang sudah bisa saya jual,” ujar, Kamis (18/06/2020).
Untuk sepasang merpati hias yang ia jual, harganya berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 10 juta, tergantung jenis dan kualitas merpatinya.
Harga tertinggi tentunya pada merpati yang sudah berkali-kali memenangi kontes.
“Harganya yah tergantung jenis dan juga kwalitasnya, apalagi kalau sudah pernah ikut lomba dan menang berkali-kali, itu bisa sampai puluhan juta rupiah. Kalau yang pernah saya jual itu masih kisaran Rp 3 jutaan perpasang,” jelasnya
Memelihara merpati hias, menurutnya tidak sama dengan merpati biasa. Selain karena rentan terhadap cuaca, jenis merpati hias juga mudah tertular penyakit.
Ia pun belajar memelihara merpati hias dari internet dan teman sesama komunitasnya. Di awal-awal, bahkan ia harus kehilangan beberapa ekor karena belum tahu cara memeliharanya.
“Awalnya itu karena belum punya pengalaman sama sekali, banyak yang mati tiba-tiba. Inikan beda perlakuannya dengan merpati biasa karena rentang sekali dengan cuaca. Jadi perlu adaptasi,” ungkapnya
Saat ini, Erza berencana akan terus mengembangkan hobi sekaligus bisnisnya itu.
Bahkan, tak hanya merpati, ia pun mulai mengembang biakkan ayam jenis batik itali dari Inggris.
Dengan usahanya itu, ia berusaha untuk mandiri membiayai kuliahnya kelak.
“Hitung-hitung biar belajar mandiri, kan sudah mau masuk kuliah biar meringankan orang tualah. Ini saya rencana juga mau kembangkan ayam batik Itali karena saya juga tertarik melihat coraknya yang sangat unik,” bebernya
Tak hanya berhasil memelihara, remaja yang kini berusia 18 tahun itu juga aktif mengikuti beberapa kontes merpati hias baik di tingkat daerah maupun skala nasional.
Bahkan beberapa bulan lalu, ia berhasil menyabet juara pertama di ajang nasional yang digelar di Bone.
“Sudah beberapa kali ikut kontes, terakhir juara 1 di ajang nasional di Bone. Waktu itu saya bawa merpati jenis Lahore. Terus sebelumnya juga pernah juara dua di tingkat nasional juga,” tutupnya.
Laporan Tribunmaros, M Ikhsan