Diskusi Covid SSB
Diskusi Covid SSB #1: Pemprov, Kalian Tidak Mampu Hadapi Corona Sendiri, Maka Mendengarlah!
Dedaunan masih basah, sebagian ayam jantan masih berkokok, ketika Prof Basri Hasanuddin memantik diskusi SSB menjelang waktu “isytiraq” pagi ini.
Akibat mutasi, Indonesia kebagian varian virus yang tidak terlalu ganas. Jika dianalogikan dengan perang, meski frekuensi kontak senjata demikian tinggi, tapi karena kaliber pelurunya kecil, maka jumlah korban yang berjatuhan, tidak separah dengan di Eropa, Amerika Serikat, dan Brasil. Tetapi kendati demikian, jangan sama sekali dipandang remeh. Meskipun ukuran kaliber peluru yang beterbangan itu, kecil, tetapi, tetap saja bukan peluru mainan.
Solusi dan Rekomendasi
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, tampak demikian gamang, diduga belum punya solusi alternatif yang bersifat komprehensif. Pemprov Sulsel membutuhkan bantuan, begitu simpulannya. Lalu, apa solusinya?
Untuk meringankan beban pemerintah melaksanakan pencegahan dan pemutusan rantai penularan, masyarakat harus membantu. Tetapi syaratnya, Sulsel harus dianggap dalam keadaan darurat, siaga 1.
Lalu, Pemprov harus mau berendah hati melibatkan para ahli yang kompeten di bidangnya masing-masing. Sebab mesti disadari bahwa dampak pandemi ini, tidak hanya pada aspek kesehatan, tetapi, juga pada aspek ekonomi dan sosial.
Setidaknya, Pemprov Sulsel mau mencontoh Pemprov DKI yang melibatkan para epidemiolog. Selanjutnya, para ahli itu di beri ruang untuk merumuskan langkah-langkah penanganan yang diperlukan. Pemprov tinggal melaksanakan rumusan yang telah dibuat dengan menerapkan konsep Hankamrata.
Diskusi ini juga mengingatkan Pemprov bahwa penggunaan rapid test secara masiv, bisa berakibat lebih fatal. Mereka yangg terdeteksi negatif akan memiliki "false sense of security". Merasa aman karena negatif, padahal sudah terinfeksi, hanya belum terdeteksi karena antibody belum terbentuk. Inilah OTG - orang tanpa gejala, yang akan menjadi sumber infeksi namun bebas berkeliaran. Oleh karena hasil rapid test masih harus dikonfirmasi dengan tes swab PCR, maka jauh lebih baik jika tes PCR dilakukan secara masiv untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya. (*)