Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ternyata Orang Asia Lebih Kebal Covid-19 Dibanding Eropa, Ilmuwan Jepang Ungkap Penyebabnya

Jepang misalnya, meski paling belakangan menerapkan pembatasan saat pandemi Covid-19, Jepang mencatat kasus infeksi dan kematian yang relatif rendah.

Editor: Ansar
Istimewa
Pasien Virus Corona 

AS mencatat 300 kasus fatalitas per sejuta warga dan Jerman 100 per sejuta.

Pasien Corona (Covid-19) Italia
Pasien Corona (Covid-19) Italia (picture-alliance/abaca/Ipa/C. Carlo)

Jika perbedaaan besar kasus fatalitas Covid-19 ini merujuk pada jumlah uji virus corona di kalangan warga, hal itu juga tidak punya basis kuat.

Korea Selatan misalnya, menjadi negara dengan jumlah uji virus corona paling tinggi sedunia.

Jepang juga melakukan tes secara terarah sejak awal pecahnya pandemi virus corona.

Karena itu para ilmuwan mencari penyebab rendahnya kasus infeksi dan kematian Covid-19 dari sisi lainnya.

 Penjelasan Kenapa Kasus Covid-19 di Indonesia Tertinggi Kedua di Negara Asia Tenggara

 FAKTA Siswi SMP Diam-diam Melahirkan di Pinggir Sawah, Hasil Pemeriksaan & Pelaku Bikin Syok

Mutasi memicu virus makin ganas?

Para peneliti di institut penyakit infeksi Jepang menemukan fakta, bahwa virus SARS-CoV-2 mengalami mutasi saat menyebar.

Infeksi pertama di Jepang yang berasal dari kapal pesiar "Diamond Princess" di pelabuhan Yokohama ditegaskan, masih berasal dari virus corona Wuhan.

Sementara gelombang infeksi kedua yang terjadi setelah bulan April, dipicu oleh virus yang berasal dari pendatang dari Eropa yang masuk ke Jepang.

Pemeriksaan medis oleh Universitas Cambridge mengonfirmasi hasil penelitian di Jepang.

Para peneliti dari Los Alamos National Laboratory di AS menyebutkan, ada kemungkinan virus corona mengalami mutasi di Eropa dan di Amerika, menjadi lebih cepat menular dan lebih ganas.

Profesor emeritus Tatsuhiko Kodama, pakar medis dari Universitas Tokyo, memperkirakan, warga di Asia Timur memiliki antibodi yang lebih ampuh melawan SARS-CoV-2. Sebagai argumennnya ia mengutip riset terkait hal itu dari Institut Imunologi La Jolla di University of California

“Banyak virus flu dan virus corona yang memicu gejala seperti influenza di masa lalu berasal dari kawasan China Selatan, dan menginfeksi warga di negara tetangganya. Karena itu dalam darah mereka sudah terdapat sel darah putih yang mampu memerangi virus yang sekeluarga seperti SARS-CoV-2,“ papar Kodama lebih lanjut.

Penyebaran Virus Corona
Tasuku Honjo, pemenang hadiah Nobel kedokteran asal Jepang juga menarik asumsi pada arah tersebut.

“Orang Asia secara genetis punya perbedaan besar dengan orang di barat, terkait sistem pertahanan tubuhnya terhadap virus“, papar pakar imunologi Jepang itu.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved