VIDEO: Heboh! Hendak Di-Rapid Test, Pedagang di Pasar Usir Petugas Medis
Video berdurasi 34 detik itu memperlihatkan mobil petugas medis diminta untuk pergi oleh para pedagang pasar.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM- Sebuah video pedagang PasarCileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang sedang mengusir rombongan tenaga medis menjadi viral di media sosial.
Para petugas medis tersebut sebenarnya hendak melakukan rapid test atau pengujian cepat Covid-19.
Video berdurasi 34 detik itu memperlihatkan mobil petugas medis diminta untuk pergi oleh para pedagang pasar.
Tampak sejumlah petugas dari TNI dan Polisi ikut mengawal rombongan mobil itu saat hendak keluar di tengah-tengah aksi protes para pedagang.
Video yang pertama kali diunggah oleh akun @bogor_update tersebut diberi keterangan detik-detik pedagang Pasar Cileungsi tolak pengecekan dari petugas medis Covid-19.
Staf Humas dan Keamanan Pasar Rakyat Cileungsi Ujang Rasmadi membenarkan terjadinya peristiwa di dalam video tersebut.
Menurut dia, kejadian pengusiran terhadap rombongan tenaga medis tersebut terjadi pada Rabu (10/6/2020) siang.
"Iya benar, kejadiannya kemarin itu, penolakan oleh pedagang bahwa tidak boleh ada lagi rapid test atau swab di Pasar Rakyat Cileungsi," kata Ujang ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (11/6/2020).
Menurut Ujang, wajar para pedagang bereaksi dan menolak kembali rapid test massal.
Sebab, hasil yang dikeluarkan dinilai sangat rancu.
"Jadi kemarin ada 4 mobil datang pagi-pagi, lalu kita suruh pulang, jadi tidak sempat dites. Ini sudah yang ketiga kali dan akhirnya terjadi penolakan karena penjelasannya rancu, ditambah data hasilnya tidak akurat," kata Ujang.
Menurut Ujang, selama ini data dari hasil rapid test dan uji swab terkait Covid-19 tidak pernah disampaikan oleh pihak Pemkab Bogor selaku Gugus Tugas.
Ujang menyebutkan bahwa selama proses pendataan, pihaknya tidak pernah mendapatkan hasil rapid test dan swab dari 57 orang yang sudah dilakukan tes.
Begitu juga mengenai keamanan data hasil uji Covid-19 tersebut yang bisa saja disalahgunakan sehingga menimbulkan keresahan dan ketakutan.
Terlebih lagi terdapat kecemburuan di antara pedagang di luar pasar yang tidak mendapat pembatasan dan rapid test.