Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Sulsel

NA Klaim Pertumbuhan Angka Positif di Angka 8%, Maret Lalu 28%

Dirinya bersama tim ahli dari FKM dan sosialog kesehatan masyarakat sudah berkumpul untuk menganalisa trend kenaikan jumlah pasien positif Covid-19 di

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
Humas Pemprov Sulsel
Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah mengklaim, daerah di Sulsel yang masuk zona hijau hanya Toraja Utara. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah menjelaskan, kenaikan angka kurva jumlah positif Covid-19 di Sulsel memang sudah sesuai dengan hasil analisa tim ahli dari Fakultas Kesehatan Masyarakyat (FKM) Universitas Hasanuddin.

Dirinya bersama tim ahli dari FKM dan sosialog kesehatan masyarakat sudah berkumpul untuk menganalisa trend kenaikan jumlah pasien positif Covid-19 di Sulsel.

"Memang dari seluruh tim kita, itu sudah menganalisa bahwa prediksi puncak pandemi virus corona di Sulsel itu akan terjadi pada akhir Juni 2020, bahkan melewati. Tapi kalau Kota Makassar puncaknya minggu ketiga itu analisa dari tim kita," ujar NA dalam rilisnya, Jumat (12/6/2020) malam.

Ia menjelaskan, kenapa laju kurva begitu tinggi beberapa hari terakhir ini, karena rapid test dan Public Safety Center (PSC) gencar dilakukan.

Menurut Bupati Bantaeng 2 periode itu, langkah testing ini dianggap sangat efektif mendorong laju kurva Covid-19, dan dengan kecepatan penelusuran kontak saat ini diyakini dapat mengendalikan penularan.

"Penelusuran kontak kasus positif ini tentu dapat kita kendalikan cepat, karena setelah kita temukan, kita karantina mereka, terutama yang terpapar Covid-19 tapi tanpa gejala, ini tentu dapat memutus potensi penyebaran yang lebih luas," ujarnya.

"Nah kalau kita lihat memang dibanding pada Maret, pertumbuhan angka positif sekarang ini berada di angka 8 persen dengan waktu penggandaan 8 hari, itu menurut tim ahli kita," jelasnya.

Ia menjelaskan, berbeda dengan angka kasus di awal bulan Maret lalu. Pasalnya, pertumbuhan kasus pada saat itu mencapai 28 persen dengan waktu penggandaan 3 sampai 4 hari.

"Tentu ada PR (Pekerjaan Rumah) kita dari analisa seluruhnya yang kita lakukan itu ada 30 persen OTG, yang sementara kita telusuri dan kita lacak keberadaannya tentu ini untuk mencegah penularan yang lebih luas," tambahnya.

Sementara untuk daerah yang memiliki penyebaran paling tinggi saat ini adalah Kota Makassar, diikuti Kabupaten Gowa, Maros dan Luwu Timur.

"Saya ingin sampaikan dari 24 kabupaten kota di Sulsel ini ada 4 kabupaten kota tentu Makassar menjadi episentrum utama. Terus Kabupaten Gowa, Maros dan terakhir Luwu timur. Kita bersama-sama dengan seluruh gugus tugas baik dari provinsi maupun kabupaten kota, kita terus melakukan tracking secara masif," ujarnya.

*Alokasikan Rp 3,2 M untuk FKM Unhas

FKM Unhas menjadi salah satu instansi yang mendapatkan kucuran belanja tidak terduga APBD Sulsel 2020.

Dari Rp 500 miliar yang diserujui, FKM dialokasikan sekutar Rp 3,2 miliar. Sata tersebut terkonfirmasi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sulsel, Junaedi Bakri.

Namun belum sepeserpun alokasi itu dikucurkan. Sehingga realisasinya 0 persen.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved