Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rapid Test Massal

Pakar Epidemiologi Jelaskan Kenapa Rapid Test Massal Harus Dilakukan Pemerintah dan Tujuannya

Berikut Ini Penjelasan pakar Epidemiologi Kenapa Rapid Test massal harus dilakukan pemerintah dan Tujuan Utamanya

Editor: Mansur AM
Istimewa
ILUSTRASI Rapid Test Corona - Warga dari tiga Kecamatan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menolak Rapid Test corona dari tim gugus tugas Covid-19. 

"Kendali atas strategi testing ini salah satunya di positive rate-nya," ujar dia.

Jika masih seperti saat ini, yaitu kurang dari 21 persen, berarti masih harus lebih banyak lagi dilakukan pengetesan.

"Hingga positive rate kurang dari 5 persen, malah kalau bisa di bawah 2 persen. Selain itu juga proporsi ideal tes (1 persen dari total populasi) atau 1 tes per 1.000 orang per minggu," papar Dicky.

Pengetesan baru dapat menurun setelah mencapai target ideal tersebut.

Hal itu ditandai juga dengan sedikitnya kasus positif yang ditemukan atau bahkan nol kasus baru.

Dicky mengimbau seluruh pemerintah daerah untuk tidak takut jika menemukan banyaknya tambahan kasus baru karena pengetesan yang masif.

"Itu pertanda bagus karena artinya kita bisa segera lakukan tracing dan isolasi. Jangan sampai pemda menurunkan atau takut melakukan testing karena takut terlihat kasus covid yang banyak," kata Dicky.

New normal

Dengan penerapan new normal, Dicky mengingatkan agar tetap mengedepankan testing, tracing, dan isolasi secara masif.

"New normal tidak masalah diterapkan jika strategi testing, tracing, isolasi dilakukan secara masif dan agresif," ujar dia.

Ia mengungkapkan, tidak ada pilihan yang lebih baik bagi pemerintah selain menghadapi pandemi Covid-19 dengan cara meningkatkan cakupan strategi utama ketiga hal di atas.

"Testing yang benar-benar real time," kata Dicky. Masyarakat juga diimbau untuk mengubah paradigma dan berperilaku lebih sehat dan aman.

Update Corona Sulsel Kamis 11 Juni 2020 Hari Ini

Kapan Virus Corona berakhir di Sulawesi Selatan?

Jika melihat data terbaru yang dipaparkan Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia, Kamis (11/6/2020), sepertinya Sulsel masih daerah berbahaya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved