Tribun Wiki
Ini Alasan Rupiah Menguat, Harga Smartphone Ikut Turun
Alhasil nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sempat menyentuh angka Rp 16.000 pada pertengahan bulan Maret.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNTIMURWIKI.COM - Setelah mengalami nilai tukar yang lemah, kini Rupiah kembali menguat.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu rupiah sempat dihantam pandemi Covid-19.
Alhasil nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sempat menyentuh angka Rp 16.000 pada pertengahan bulan Maret.
Hal tersebut membawa dampak yang buruk terhadap berbagai industri.
Menimbulkan kecemasam pula bagi para pelaku usaha dan penanam saham.
Namun, pada awal Juni, nilai tukar rupiah mulai menguat.
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (9/6/2020) pukul 11.44 WIB di pasar spot rupiah berada di posisi 13.901 per dollr AS.
Dilansir dari Kompas,com, faktor pendukungnya adalah ekonomi global yang berangsur-angsur pulih setelah terdampak pandemi.
Kemudian, aksi protes besar-besaran atas kematian George Floyd di Amerika Serikat, juga menjadi faktor lainnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat semakin kuat akhir-akhir ini hingga dibawah Rp 14.000.
Sebelumnya, mata uang Garuda sempat menyentuh level terburuk di sekira Rp 16.500 per dolar AS beberapa bulan sebelumnya.
"Kalau kita bicara nilai tukar itu kan dipengaruhi faktor fundamental dan faktor teknikal. Faktor fundamental itu apa? Tentu saja inflasi kita, defisit transaksi berjalan kita, dan perbedaan suku bunga di dalam dan luar negeri," ujarnya melalui teleconference di Jakarta, Selasa (9/6/2020).
Kemudian, Perry menyampaikan, dalam jangka menengah panjangnya adalah arah kebijakan pemerintah, khususnya untuk hilirisasi dan industrialisasi.
"Termasuk juga mendorong PMA (penanaman modal asing) melalui RUU Cipta Kerja seperti itu," katanya dilansir Tribunnews.com.
Sementara, lanjutnya, faktor teknikal itu dalam jangka pendek satu diantaranya yakni ukuran terhadap premi risiko dengan ukuran angka credit default swap (CDS).
"Premi risiko itu ukurannya kan yang kita sering gunakan adalah credit default swap meski belum membaik sebelum Covid-19 yakni di angka 66 atau 68," pungkas Perry.
Secara tidak langsung, penguatan rupiah berdampak ke sejumlah sektor, termasuk industri smartphone.
Beberapa harga smartphone ikut turun, termasuk smartphone Oppo.
Namun, penurunan harga ini tidak serta merta terdampak penguatan rupiah.
"Kalau (harga) produk turun biasanya karena memang sudah ada yang menggantikan," kata Aryo Meidianto, PR Manager Oppo Indonesia ketika dihubungi KompasTekno melalui pesan singkat. Ia mencontohkan seri Oppo A9 2020 yang digantikan Oppo A92.
Model ini baru dirilis pada awal Mei lalu. Aryo mengatakan stok yang menipis juga bisa mempengaruhi penurunan harga smartphone.
Oppo Reno3 dan Reno3 Pro yang tergolong model anyar di Indonesia pun mengalami pemotongan harga, meski penerusnya (Reno4 dan Reno4 Pro) baru saja diperkenalkan pekan ini.
Berikut daftar lengkap smartphone Oppo yang turun harga di Indonesia:
Model
Oppo A9 2020, Rp 3.599.000 dari Rp 3.799.000
Oppo A12 (RAM 3 GB) Rp 1.899.000 dari Rp 1.999.000
Reno3 Rp 4.999.000 dari Rp 5.199.000
Reno3 Pro Rp 6.999.000 dari Rp 7.999.000.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "https://tekno.kompas.com/read/2020/06/09/15350077/rupiah-menguat-smartphone-oppo-turun-harga," dan Tribunnews.com dengan judul "https://www.tribunnews.com/bisnis/2020/06/09/bi-jelaskan-alasan-rupiah-menguat-begitu-tinggi,".